Hidayatullah.com–Kota Aleppo sejak dulu adalah pusat keilmuan dan kebudayaan. Sejak era Babilonia (750 SM), para sejarawan telah mengabadikan Aleppo dengan berjuta kisahnya.
Kini Aleppo seakan sedang memperkaya kisah tersebut. Beragam kisah pilu begitu mudah kita dengarkan dari ratusan ‘imarah (apartemen/ rumsun) yang tidak lagi berdiri gagah.
Diantaranya adalah sebuah apartemen tiga lantai milik Abu Ahmad yang berada salah satu sudut kota. Seorang bapak paruh baya yang menghabiskan 52 tahun umurnya untuk membangun “kerajaan” kecilnya itu.
Kepada AlJazeera, Abu Ahmad mencurahkan isi hatinya. Dalam sebuah video berdurasi 2 menit dan 20 detik yang dirilis pada hari Selasa, 10 Mei 2016.
Lima tahun masa peperangan, satu persatu keluarganya tewas. Paman, bibi, keponakan. Dua puluh anggota keluarga. Semua mati oleh tentara Pemerintah Rezim Bashar. Cukup sekali hantam, rudal Pesawat tempur Rezim Bashar al Assad merobohkan apartemennya. Menewaskan ibu dan kelima anaknya. Tinggallah ia sekarang, sendiri sebatang kara.

“Ini ‘Ala, umurnya empat tahun. Ini Islam, umurnya baru dua tahun. Ini anak perempuan saya, dia hafal Al-Qur’an semoga Allah merahmati dan menjaganya,” tutur Abu Ahmad sembari menunjukan satu persatu foto keluarganya. Satu-satunya harta yang masih dia punyai.
Apartemen Abu Ahmad tidak berdirinya sendiri. Sekelilingnya sangat banyak bangunan serupa. Pun tak lagi utuh wujudnya. Setiap batu dari reruntuhan itu bercerita dalam bisu.*/MR Utama