Hidayatullah.com–“Itu merupakan hasil rapat seksi Hisab/Falak Majelis Tarjih dan Pemikiran Islam PWM (MTPI) Jatim pada 16 September lalu,” kata Sekretaris PWM Jatim H Nadjib Hamid, S.Sos di Surabaya, Kamis. Didampingi Ketua MTPI DR HM Sa`ad Ibrahim MA, ia menjelaskan keputusan itu didasarkan perhitungan sistem hisab hakiki dengan markas Tanjungkodok, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. “Dari perhitungan itu, akhir bulan Sya`ban 1424 H atau tanggal 29 Sya`ban itu terjadi pada 25 Oktober pukul 19.50 WIB, namun harus diistikmalkan (digenapkan) hingga 30 Sya`ban 1424 H, karena saat matahari terbenam pada hari itu, hilal masih di bawah ufuq (belum wujud),” katanya. Menurut dia, hilal berada di bawah ufuq, karena ketinggian hilal hanya minus 2 derajat 3 detik hingga minus 1 derajat 54 detik, sehingga umur bulan Sya`ban harus digenapkan 30 hari dan tanggal 1 Ramadhan 1424 H akhirnya jatuh pada hari Senin tanggal 27 Oktober 2003 M. Sementara itu, Ketua Lajnah Falakiyah PWNU Jatim Drs H Abdus Salam Nawawi ketika dikonfirmasi ANTARA menyatakan perhitungan hisab PWNU Jatim juga menetapkan 1 Ramadhan 1424 H jatuh pada tanggal 27 Oktober. “NU Jatim masih akan melakukan rukyatul hilal (melihat rembulan dengan mata telanjang) pada 25 Oktober (29 Sya`ban 1424 H), tapi insya-Allah tidak berbeda, karena tinggi hilal -2 derajat 10 detik,” katanya. Dalam sidang MTPI PWM Jatim yang dipimpin Drs H Syamsul Arifin AR juga ditetapkan hari raya Idul Fitri 1424 H jatuh pada 25 November, sedangkan PWNU Jatim masih menunggu rukyatul hilal. (ant)