Hidayatullah.com–Ketua Badan Hisab-Rukyat Departemen Agama, Wahyu Widiana, dalam sidang tersebut mengatakan ijtima akhir Ramadhan jatuh pada Jumat (12/11) bertepatan dengan 29 Ramadhan pukul 21.28 WIB. Matahari terbenam di seluruh Indonesia masih di bawah ufuk antara minus tiga derajat sampai minus lima derajat. Karena itu, 36 organisasi peserta sidang isbat mengatakan hilal tidak berhasil dilihat. Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PP Muhammadiyah menyatakan bahwa berdasarkan hasil penghitungan (hisab) maka Hari Raya Idul Fitri 1425 H jatuh pada hari Minggu (14/11). Demikian diungkapkan Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH Ahmad Ghazalie Masroeri. Ketua Lajnah Falakhiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH Ahmad Ghazalie Masroeri mengatakan, kecil kemungkinan terjadi perbedaan dalam menentukan 1 Syawal 1425 H. Sebab, dari perhitungan astronomi NU, bulan baru bisa dilihat pada tanggal (14) tersebut. Karena itu, perayaan Idul Fitri tahun ini agaknya bakal dilaksanakan secara bersama-sama oleh seluruh umat Islam di Indonesia. Hari Sabtu Sebagaimana diketahui sebelumnya, sebagaian umat Islam telah merayakan hari Sara hari Sabtu (13/11) kemarin. Pemerintah Arab Saudi misalnya, telah mengumumkan Jumat malam bahwa Idul Fithri jatuh pada hari Sabtu, berlawanan dengan perkiraan ahli astronomi sebelumnya bahwa Idul Fithri seharusnya hari Ahad. Pengumuman itu disampaikan Menteri Penerangan Arab Saudi sebagaimana dilaporkan televisi Al-Jazeera. Negara-negara Teluk yang menyesuaikan dengan Saudi antara lain; adalah Libya. Sudan dan Palestina, Tetapi Mesir, merayakannya Idul Fithri pada hari Ahad. Termasuk Yaman Suriah, Libanon, dan Yordania. Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara di kawasan Asia merayakan Idul Fithri pada hari Ahad. (ant/iol/cha)