Hidayatullah.com–Patungan antara PT Bank Negara Indonesia (BNI) dan Islamic Corporation for the Development (ICD) akan menjadi cikal bakal bank syariah terbesar di Tanah Air. Bank ini akan segera beroperasi tahun 2009 dengan investasi senilai US$ 500 juta.
“Kita sudah komunikasi dengan ICD, kalau bisa (mendirikan bank umum syariah) ‘as soon as possible’ (secepatnya),” kata Direktur Syariah BNI Bie Subiantoro di Jakarta, sebelum meninggalkan seminar tentang perbankan syariah di Gedung Pengurus Pusat Muhammadiyah Jakarta, Senin.
Belum lama ini, BNI mempresentasikan mengenai rencana perseroan untuk menjadi pemegang saham minoritas dalam perusahaan patungan dengan sebuah perusahaan asal Timur Tengah tersebut.
Manajemen BNI mengharapkan operasional perusahaan itu sudah bisa dilaksanakan pada 2009, karena nantinya manajemen bank tersebut ada di bawah pengawasan BNI. Sebelumnya manajemen BNI menyampaikan porsi saham yang akan dimiliki pada bank syariah patungan itu berkisar 20%-30%.
BNI telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan anak perusahaan Islamic Development Bank (IDB) tersebut pada Ramadhan tahun 2007 di Jeddah.
“Nanti pada Islamic Syariah Festival kita akan menandatangani MOU yang lebih rinci (tentang pendirian bank syariah tersebut),” katanya. Hal ini menurut dia seiring dengan keinginan pihak ICD untuk melakukan kunjungan selama seminggu di Indonesia untuk melihat perkembangan bisnis syariah di Indonesia.
Finalisasi dengan ICD ini terkait dengan proses evaluasi investor asal Uni Emirat Arab itu. Hasil evaluasi itu akan menunjukkan siapa saja investor yang akan dilibatkan dalam pendirian bank tersebut.
Keputusan untuk menjadi pemegang saham minoritas dalam pembentukan bank umum syariah tersebut ditujukan untuk memaksimalkan pengembangan bisnis syariah perseroan dengan dukungan modal yang kuat dari investor.
Direktur Utama BNI Gatot Suwondo, akhir Agustus lalu mengungkapkan, bank yang tak lama lagi terbentuk ini akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dalam bentuk perusahaan patungan. Kedua belah pihak telah menandatangani persetujuan yang berlangsung di Jeddah, Arab Saudi beberapa waktu lalu.
Gatot menjelaskan bank syariah campuran ini akan mampu mengalahkan bank-bank syariah lain yang sudah eksis. “Kami yakin dengan permodalan kuat dan jaringan yang luas bank tersebut akan mampu menjadi pemimpin pasar,” tandasnya.
BNI sebenarnya sudah memiliki unit syariah yang sampai Juli 2008 mengalami pertumbuhan baik dengan total aset meningkat 71,8% (year on year) dari Rp 1,973 triliun pada Juli 2007 menjadi Rp 3,39 triliun. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]