Hidayatullah.com — Ketua Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khatthath mengaku heran dengan peristiwa bentrokan Jemaat Ahmadiyah dengan warga di Cikeusik, Pandeglang, Provinsi Banten beberapa waktu lalu, yang bertepatan dengan acara Pekan Kerukunan Umat Beragama yang digelar Ahad (6/2).
“Saya duga, ini sudah disetting untuk menyudutkan umat Islam,” katanya kepada Hidayatullah.com di Jakarta, Senin (7/2).
Momen acara Pekan Kerukunan Umat Beragama, dinilai Al Khatthath, sebagai cara yang tepat untuk menarik simpati khalayak ramai agar pihak yang seolah-olah teraniaya mendapat simpati dari banyak kalangan.
Kalau umat Islam dipojokkan terus baik oleh media dan segala macam bentuk pencitraan dari pihak-pihak yang tidak suka, hal itu rentan akan memunculkan kekecewaan, yang bisa saja kemudian terakumulasi menjadi ledakan di kemudian hari akibat bahasa komunikasi yang tersumbat.
“Umat Islam itu tidak ada takutnya. Tapi jangan terus dikorbankanlah,” pinta Al Khatthath.
Al Khatthath menyebut, Setara Institute misalnya, adalah di antara pihak-pihak yang kerap merilis data yang tidak seimbang yang kerap memancing amarah umat Islam.
Bahkan, lanjut dia, data laporan kerukunan dan kebebasan beragama di Indonesia tahun 2010 yang dirilis Setara belum lama ini, dirinya banyak disebut dalam laporan itu tanpa pernah dimintai konfirmasi atau diwawancara.
Dengan didukung media, lanjut Al Khatthath, stereotip buruk terhadap Islam dan umat Islam pun kian menjadi.
Masalah Ahmadiyah, menurut Al Khatthath, tidak akan pernah selesai di Indonesia jika pemerintah tidak tegas untuk segera membubarkan.
“Keluarkan Keppres Pembubaran, masalah Ahmadiyah selesai,” tukasnya.*