Hidayatullah.com — Hingga pagi ini lebih 1000 orang mengungsi ke Pondok Pesantren Hidayatullah Karungan, Kabupaten Tarakan, Kalimantan Timur, yang letaknya berada di pinggir kota. Mereka mengungsi ke pesantren karena dianggap lebih kondusif untuk membantu mengendalikan situasi yang masih tak menentu.
Pimpinan Pesantren Hidayatullah Karungan, Ustadz Abdul Aziz Ahmad, mengatakan, warga saat ini berkumpul di pesantren untuk keamanan. Saat ini pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan pihak aparat kepolisian. Namun sampai sejauh ini pengamanan dari polisi belum tiba.
“Saya tidak tahu apakah polisi sudah datang, tapi mungkin di depan sudah ada,” kata Aziz kepada Hidayatullah.com yang berada di tengah-tengah kerumunan pengungsi, Rabu pagi ini (29/09).
Ustadz Aziz mengatakan, pengungsi yang datang dari sekitar kampus dan berbagai tempat tersebut adalah untuk mendapatkan perlindungan dan rasa aman menyusul suhu konflik di Tarakan yang belum menentu.
“Lebih 1000 orang yang sudah mengungsi ke sini. Kita berharap agar konflik ini tidak berlanjut dan semua pihak bisa mengendalikan diri,” harapnya.
Dia juga menegaskan, sama sekali tidak ada rencana ataupun upaya warga yang sedang mengungsi ini untuk turun ke pusat kota Tarakan, sebagaimana isu yang santer beredar.
“Perlu disampaikan bahwa warga yang mengungsi ini hanya untuk mendapatkan perlindungan keamanan. Tidak benar isu itu,” jelasnya.
Aziz juga melaporkan, sejak semalam situsasi di Tarakan terus mencekam. Beberapa rumah terbakar. Dia berharap pihak keamanan dari unsur Polisi, TNI, pemerintah, dan pihak-pihak yang bertikai bisa urung rembug menuntaskan persoalan ini.
“Ini masalah sensitif, sehingga perlu ketenangan dan keterbukaan semua pihak untuk duduk bersama,” katanya.
Yahya Hasan, warga Tarakan yang dihubungi Hidayatullah.com, menyampaikan bahwa siang ini sedang ada upaya mediasi yang dilakukan di Hotel Tarakan Plasa antar 2 kelompok yang sedang bertikai.
“Pagi ini saya dengar sudah ada mediasi di Hotel Tarakan Plasa atas kedua kelompok,” lapornya.
Yahya mengaku masih khawatir untuk keluar rumah.
“Berangsur membaik. Tapi warga masih khawatir keluar rumah,” kata Yahya yang tinggal di kontrakan pusat kota Tarakan. [ain/hidayatullah.com]