Hidayatullah.com — Diberlakukannya UU Sisdiknas Tahun 2003 seharusnya menjadi momentum untuk melakukan reformulasi wilayah atau ruang lingkup kajian Islam sebagaimana yang ditunjukkan dalam al-Qur\’an dan Hadits Nabi.
Menurut Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr. Imam Suprayogo, rumusan tentang itulah yang selama ini selalu dicari, agar dikotomi dalam melihat ilmu pengetahuan berhasil diakhiri.
\”Saya sendiri melalui perenungan yang panjang, akhirnya menemukan lima rumusan yang harus dipahami umat Islam agar umat mendapatkan keselamatan, kemuliaan, dan sekaligus kebahagiaan,\” katanya di Jakarta.
Imam menjelaskan kelima rumusan misi itu adalah, pertama, Islam mengajak umat manusia agar kaya ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari firman Allah yang pertama kali turun adalah perintah membaca, iqra\’. Ini mencerminkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan yang seharusnya dipelajari oleh selruh kaum Muslimin.
Kedua, umat Islam harus unggul dari umat lainnya. Keunggulann itu setidaknya ditunjukkan dalam 3 hal, yaitu manusia yang bertauhid, dapat dipercaya (amanah), dan selalu menjaga kesuciannya secara menyeluruh, baik jiwanya, pikirannya, dan juga semua anggota badannya.
Ketiga, lanjut Imam, adalah membangun tatanan sosial yang setara dan berkeadilan. Keempat, adalah Islam memberikan tuntunan dalam menjalankan ritual, mulai dari keharusan banyak berdzikir, shalat lima waktu, zakat, puasa, haji, dan seterusnya.
Terakhir, terang Imam, adalah konsep amal shaleh. Amal dalam hal ini adalah bekerja. Sedangkan shaleh adalah benar, lurus, dan tepat. Amal shaleh dimaknai dengan bekerja secara profesional.
\”Saya membayangkan, seumpama saja misi ajaran Islam ini dikembangkan secara utuh, maka umat Islam di mana pun akan menjadi unggul dalam segala halnya,\” harap rektor yang konsisten memberi beasiswa penuh bagi mahasiswanya yang berhasil hafal Qur\’an 30 Juz.
Namun Imam agak prihatin. Pendidikan Islam saat ini baru lebih banyak mengembangkan aspek ritual. Lebih dari itu, lanjut dia, ajaran ritual malah bukan segera dijalankan, melainkan diperdebatkan hingga menjadi biang perpecahan umat di mana mana dan terus menerus.
\”Walaatafarraku (jangan bercerai berai, red) memang adalah perintah Allah yang berat. Ayat ini seperti tidak pernah mendapat perhatian umatnya,\” tuturnya. [ain/hidayatullah.com/]