Hidayatullah.com — Diana binti Edi, ibu dari Aldy, 2,5 tahun, anak berusia belia pecandu rokok kelas berat, mengatakan sudah berapa pekan terakhir ini anaknya sudah tidak pernah merokok. Namun beberapa waktu lalu, kata Diana, Aldi sempat menangis sampai sekitar 3 jam lamanya karena rokok.
“Dia nangis sampai 3 jam. Saya juga tidak ngerti, tau tau di tangannya sudah ada rokok,” kata Diana dalam perbincangan dengan Hidayatullah.com melalui sambungan telepon, menceritakan perihal perkembangan sikap Aldy, Kamis (30/12) malam.
Sehari hari kegiatan Diana adalah berjualan di pasar di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Sejak ditangani oleh Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), Aldy tidak diperkenankan lagi ikut ke pasar bersama sang ibu.
Diana mengakui, di pasar Aldy punya banyak kenalan. Mulai dari anak seusianya, anak anak muda, orang tua, bahkan mbak mbak dan nenek nenek.
“Kalau ada yang negur, pasti disapa balik. Kalau kebetulan yang sapa orang mbak, ya disapa balik dengan menyebut panggilannya,” tutur Diana.
Diana juga mengaku kesal dengan orang orang di lingkungan tempat tinggal dan lokasinya ia berkegiatan sehari hari. Menurut dia, selalu ada saja pihak yang suka mempengaruhi Aldy untuk merokok.
Dalam bergaul, kata Diana, Aldy memang bersikap layaknya orang dewasa. Tak sedikit sejawatnya adalah anak anak dewasa. Namun setelah dalam pengawasan Komnas PA, lambat laun Aldy mengalami perubahan cukup baik.
Sampai kini Aldy terus dipantau perkembangannya Komnas PA. Ketua Dewan Konsultatif Komnas PA Seto Mulyadi hampir setiap hari melakukan kontak ke Palembang untuk memantau perkembangan Aldy.
“Biasanya beliau langsung ngomong ke Aldi. Hampir tiap pekan beliau telepon,” tutur Diana.
Kepala Bidang Kesekratariatan Komnas PA Anna Santi ditemui di kantornya kemarin, mengatakan dari beberapa kasus perokok anak, tinggal Aldy yang masih terus didampingi.
Perokok Anak Memprihatinkan
Dari temuan Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), ada lima kasus balita yang kecanduan rokok di Indonesia. Anak balita tersebut merokok dari 5 hingga 40 batang per harinya. Dengan rentang usia mulai merokok 18 bulan sampai usia empat tahun, dan lama masa merokok sekitar 1,5 hingga dua tahun.
“Ini sebuah masalah yang memprihatinkan,” kata Ketua Dewan Konsultatif Komnas PA, Seto Mulyadi, saat menyampaikan catatan akhir tahun 2010 di Jakarta, belum lama ini.
Aldy adalah salah satu contohnya. Bocah asal Palembang ini mulai merokok sejak usia 11 bulan.
Seto menuntut agar pemerintah daerah melanjutkan pantauan terhadap Aldy agar tidak meneruskan kebiasaan merokoknya. Karena, tidak mungkin Komnas PA mengurus sendirian.
“Yang terpantau memang hanya lima, tapi di lapangan banyak yang melaporkan kasus yang sama. Kemungkinan ada ribuan kasus,” ujar Seto
Dihubungi Hidayatullah.com kemarin, Diana mengaku beberapa kali pihak Pemerintah Kota Palembang sudah memantau keadaan dirinya dan Aldy. [ain/hidayatullah.com]