Hidayatullah.com — Komunitas pengguna kereta api listrik (KRL) Jabodetabek yang tergabung dalam KRL Mania meminta PT KAI mengkaji ulang kebijakan single operation yang bakal diberlakukan mulai besok, 1 April 2011.
Dalam rilis KRL Mania yang diterima hidayatullah.com, disebutkan bahwa sebagian besar konsumen yang menggunakan KRL Ekspres (Depok, Bogor, Bekasi, Serpong) adalah dengan pertimbangan kenyamanan dan kecepatan waktu tempuh.
Jika kebijakan PT KAI itu diberlakukan, KRL Mania mengkhawatirkan bakal banyak pengguna KRL yang beralih ke moda transportasi lainnya, seperti bus.
“…Dan itu artinya secara langsung atau tidak, PT KA/KCJ telah memberikan kontribusi terhadap kemacetan jalan raya. Pengguna KRL Ekspres saat ini semakin meningkat, hal ini bisa dilihat dari jumlah penumpang KRL Ekspres di setiap jadwal perjalanan KRL yang selalu penuh,” tulis KRL Mania dalam rilisnya.
Menurut KRL Mania, sejujurnya Indonesia belum siap menerapkan kebijakan single operation, karena belum maksimalnya sarana dan infrastruktur. “Apakah masih memungkinkan kita bicara headway perlima menit tetapi persimpangan jalan raya masih begitu banyak. Harusnya hal-hal tersebut di atas dipenuhi terlebih dahulu dan menjadi prasyarat mutlak sebelum dilakukan kebijakan “single operation” agar kereta benar-benar menjadi angkutan yang layak dan manusiawi.”.
Dalam rilis itu KRL Mania juga mempertanyakan perubahan tarif yang dinilainya tidak logis. KRL Mania meminta tarif KRL Ekspres disamakan dengan tarif KRL AC Ekonomi, karena dilihat dari fasilitas dan keunggulan tidak ada perbedaan.
Minimnya sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan baru PT KAI ini disesalkan KRL Mania. Untuk itu pada poin 4 rilisnya, KRL Mania menuntut diadakannya sosialisasi yang mendetail mengenai teknis pelaksanaan single operation. Jika tidak, KRL Mania meminta agar PT KAI memundurkan jadwal kebijakan itu.
Seperti yang dikabarkan sebelumnya, PT Kereta Api Daerah Operasi (Daop) I Jakarta mulai 1 April 2011 akan memberlakukan singel operation untuk kereta yang beroperasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), dimana seluruh kereta api listrik (KRL) akan berhenti di setiap stasiun.
“Perubahan ini diberlakukan semata-mata untuk mempermudah pelayanan kepada penumpang yang akan menggunakan jasa kereta api,” kata Kepala Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi I, Mateta Rijalulhaq dikutip hidayatullah.com dari laman resmi Dephub RI.
Dengan single operation ini maka tidak ada lagi kereta api yang disusul dengan kereta api jenis lain. Karena semua kereta api akan berhenti di semua stasiun. Namun bila ada gangguan di lintasan, akan diberlakukan penyusulan dan itu pun sifatnya darurat.*