Hidayatullah.com–Abubakar Ba’asyir menolak dikait-kaitkan dengan perampokan bank CIMB Niaga di Medan. Pengaitan masalah tersebut menurutnya bagian dari rekayasa yang terbongkar dari pengakuan tersangka CIMB sendiri.
“Itu rekayasa untuk menangkap saya, dan itu sudah diakui oleh ustad Ghazali, Anda bisa lihat pengakuannya di media,” kata pria yang kerab dipanggil Ustad Abu ini.
Menurut Amir JAT ini, ia dituduh menerima 20% hasil dari perampokan di Bank CIMB tersebut, dan tuduhan tersebut sengaja diciptakan untuk memberatkannya.
Lebih dari itu, suatu hal yang janggal menurutnya, Jaksa mengatakan perampokan tersebut dilakukan oleh JAT perwakilan Sumatera Utara. Padahal tidak ada JAT yang didirikan di sana.
“Aneh, di BAP Jaksa JAT Sumatera Utara yang melakukan perampokan, padahal tidak ada struktur JAT di sana,” tukas Ustad Abu di ruang tahanan PN Jaksel Jl Ampera Raya, Kamis (31/3).
Agenda sidang kali ini, 2 saksi yang dihadirkan dari 6 orang saksi merupakan pelaku perampokan Bank CIMB Medan. Mereka dihadirkan untuk dimintai keterangannya tentang keterkaitan Ba’asyir.
Ba’asyir sendiri mengatakan bahwa kasus yang menimpanya memang sangat wajar jika dipenuhi rekayasa dan manipulasi alat bukti karena ia memperjuangkan penegakan syari’at Islam. Berbeda jika seseorang terkena kasus korupsi.
“Ini semua ngawur dan rekayasa, beginilah jika Anda memperjuangkan Islam. Kita akan terus dipojokkan dan disalahkan,” tandas pria yang namanya sempat dimasukkan dalam struktur Dewan Revolusi Islam ini.*