Hidayatullah.com—Kulitnya hitam, rambutnya kriwul-kriwul (keriting). Tak seperti bocah Indonesia.
Salah. Ia anak Indoneisa. Cuma ayahnya orang Brasil. Namanya ayahnya terkenal, terutama kalangan bola di Indonesia. Sekarang ia melatih Persipura Jayapura.
Jacksen F Taigo. Ini ayah bocah bernama Hugo Samir. Anak ini juga atlet sepak bola. Pernah tercatat sebagai pemain Barito Putra U 16.
Jacksen sangat bangga dengan Hugo. Selain rajin latihan sepak bola, ternyata dia juga seoarang hafidz (penghafal Qur’an). Ini diketahui dari sebuah video yang diunggah oleh Jacken di Instagram pribadinya @jacksen_tiago, pada Sabtu (6/6/2020).
“Hugo Samir, seorang atlet sepak bola dan juga hafidz Qur`an yang juga memiliki mimpi menerima Ballon d’Or,” bunyi suara dalam video tersebut.
Ballon d’Or adalah penghargaan terbaik tingkat dunia untuk pemain sepakbola. Seperti yang diraih Ronaldo dan Messi.
“Selamat Lil man, untuk kelulusan online kamu. Pergilah mengejar impian kamu,” tulis mantan pelatih Timnas Indonesia tersebut.
https://www.instagram.com/p/CBFSJ6ODw6s/
Hugo Samir saat ini berusia 15 tahun. Tidak jelas apakah Hugo hafal 30 juz atau sedang proses menghafal. Apapun, ini pantas ditiru anak-anak yang suka bola. Tak lupa dengan kitab suci agamanya. Tentu saja bagi anak yang Muslim.
Semoga hafalan al-Qur’an Hugo bisa menjadi jalan hidayah Jacksen yang masih menganut agama Kristern Protestan. Dia menikah dengan Nadira Bajamal, wanita keturunan Arab beragama Islam.
Dalam Islam sebenarnya seorang Muslimah dilarang menikah dengan pria non Muslim. Namun faktanya, dari pernikahan mereka telah lahir dua anak. Semua agama anaknya mengikuti ibunya.
Jacksen sendiri sudah hampir 25 tahun tinggal di Indonesia. Ia datang sebagai pemain sepakbola profesional, berlabuh di kluk Petrokimia pada 1996. Karirnya kemudian malang melintang di berbagai klub.
Baik sebagai pemain maupun pelatih, ia pernah membawa klubnya menjuarai kompetensi sepakbola tertinggi di Indonesia. Karir tertingginya sebagai pelatih adalah kepala pelatih tim nasional Indonesia.
Meski melatih di Jayapura, keluarga Jakcsen tinggal di Surabaya. Karena kompetisi lagi libur lantaran pandemi. mereka bisa berkumpul Bersama.
Nadirah menuturkan, Ramadhan kemarin sangat bermakna karena bisa berkumpul dengan anak dan sang suami di rumah mereka di Surabaya. “Bulan puasa kali ini penuh makna, Allah memberi kesempatan kepada kami tahun ini untuk benar-benar bisa menjalankan dengan hikmat dan khusyuk tanpa berpikir kegiatan duniawi,” ujar Nadirah.* Bambang S.