Hidayatullah.com–Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman, Dr. Eddy Pratomo, mengatakan bahwa harapan Indonesia menjadi jembatan antara Islam dan Barat berhasil dibuktikan.
Hal itu disampaikan Dubes dalam paparannya “The Role of Soft Power and Its Significance in the Realm of Internal and External Policies of Indonesia,” demikian Fungsi Penerangan, Sosial, Budaya KBRI Berlin, Purno Widodo, menyampaikan di London, Selasa (17/5).
Simposium international Cultural Diplomacy 2011 yang diadakan Institute for Cultural Diplomacy Berlin itu, dihadiri profesional muda, akademisi, perwakilan politik, dan diplomatik, termasuk mantan Presiden Romania Dr. Emil Constantinescu, kalangan pers, perwakilan dari sektor swasta dan pemangku kepentingan di bidang hubungan internasional.
Eddy Pratomo mengatakan, karakter budaya Indonesia membuktikan Indonesia mampu menjadi penghubung antara Islam dan Barat. “Multikulturalisme telah tumbuh di Indonesia, yang terbentuk dari berbagai unsur merupakan komponen penting dalam strategi soft power Indonesia,” ujarnya.
Bahkan sebelum entitas negara Republik Indonesia terbentuk, yaitu sejak berdirinya Kerajaan Majapahit pada abad ke-14, dimana soft power meredam berbagai ketegangan atas realitas multi budaya dari tiga agama yang berkembang saat itu, yaitu Budha, Hindu, dan Islam.
Politik luar negeri Indonesia sebagaimana dipaparkan Pratomo, selalu mengedepankan soft power dengan berbagai modalitas yang dimiliki, seperti Islam Moderat dan demokrasi.
Hal tersebut didukung dengan berbagai norma dan nilai-nilai yang berkembang, seperti penegakan hukum dan HAM, sistem pemerintahan yang baik, kebebasan media serta desentralisasi.
Dengan berbagai modalitas tersebut, ia mengemukakan, politik luar negeri Indonesia semakin menunjukkan perannya, terbukti dengan berbagai penyelenggaraan Inter-faith dan Inter-Cultural Dialogue serta Bali Democracy Forum.
Hal ini membuat Indonesia semakin yakin mampu menjembatani berbagai pertentangan antara Islam dan Barat yang akhir-akhir ini menjadi masalah di dunia internasional.*