Hidayatullah.com–Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Al-Washliyah yang akan di gelar 14-15 Oktober 2011 di Jakarta akan mengeluarkan dan membahas delapan fatwa penting yang terkait dengan Islam dan kebangsaan yang mengalami krisis karakter.
Sidang dewan fatwa akan digelar bersamaan dengan Rakernas I Al Jam’iyatul Washliyah di Jakarta pada 14-15 Oktober. Hal ini disampaikan Sekretaris Dewan Fatwa Al Washliyah KH. Mustafa Ovied.
Menurut Ovied, delapan masalah yang akan dibahas pada pertemuan alim ulama Al Washliyah itu.
“Delapan persoalan yang akan diangkat saat ini sedang disosialisasikan kepada anggota dewan fatwa,” kata Ovied. Hal ini dilakukan agar para alim ulama bisa mempersiapkan bahan-bahannya pada pertemuan nanti.
Agenda yang akan dibahas salah satunya mengenai jihad,yaitu pemahaman jihad antara teroris atau bughat/makar. Saat ini ada kerancuan pemahaman di tengah masyarakat mengenai jihad. Hal ini terbukti dengan adanya kejadian bom bunuh diri di Indonesia. Melalui sidang dewan fatwa nantinya akan dihasilkan fatwa mengenai pemahaman jihad tersebut.
Kedelapan fatwa yang dibahas diantaranya soal jihad antara teroris atau bughat/maker adalah persoalan yang berbeda, Pengertian khilafah dengan menjadikan seorang pemimpin untuk seluruh dunia, Sistem pendidikan agama untuk pendidikan nasional, Ideologi Pancasila sebagai ideologi negara,Hubungan politik dengan Negara, Penyatuan ideologi syi’ah dan sunni di Indonesia, Hukum wakaf dengan mata uang, Hukum perdagangan saham dalam pandangan syari’ah.
Selain membahas delapan fatwa penting, Rakernas Al Washliyah juga akan membicarakan peningkatan ekonomi organisasi bagi anggotanya, jelas Irgan Chairul Mahfizh. Peningkatan ekonomi ini diarahkan pada pengaktifan potensi perekonomian seperti baitul maal, tabung haji, dan lembaga zakat.
Rakernas juga memfokuskan pembicaraan pada pilar gerakan dakwah Al Washilyah dibidang pendidikan dari tingkat raudlatul hingga perguruan tinggi.
Masih menurut Irgan, rekomendasi eksternal dalam Rakernas kali ini akan difokuskan pada masalah krisis kebangsaan, terorisme, maraknya korupsi, dan kerukunan beragama. Semua isu yang menyangkut Islam, dakwak dan pendidikan, serta kebangsaan akan menjadi pusat perhatian rakernas kali.*