Hidayatullah.com— Dalam pentas sejarah manusia, Allah Subhanahu Wata’ala memberi kemampuan untuk membangun peradaban. Peradaban adalah perwujudan dari sebuah keyakinan yang menghasilkan nilai-nilai dan menjadi tata kehidupan sosial. Secara garis besar, sumber peradaban terbagi dua; sumber-sumber peradaban dari langit dan sumber-sumber peradaban dari bumi. Demikian pernyataan Pimpinan Umum Hidayatullah, Ustadz Abdurrahman Muhammad saat memberikan tausiyah (pengarahan) pada acara Pencerahan Nasional Hidayatullah (PNH) se-Jabodetabek-Banten di Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat, Sabtu (11/2/2012) kemarin.
Selain berbicara peradaban Islam, Abdurrahman Muhammad juga menapaktilasi perjalanan ormas yang sedang dibawahinya.
“Karena kita berbicara Islam, otomatis sumber peradabannya adalah al-Qur’an dan sunnah,” jelasnya.
Kepada ratusan santri dan warga Hidayatullah yang memadati ruang utama Masjid Ummul Quraa’, Jl. Raya Kalimulya, Sukmajaya, Depok, Abdurrahman mengatakan bahwa Hidayatullah merupakan sebuah pergerakan yang disebut Al–Harakah al–Jihadiyah al-Islamiyah (Gerakan Perjuangan Islam) yang berasaskan al-Qur’an dan sunnah, dengan visi besar “Membangun Peradaban Islam”.
Hidayatullah, menurut beliau, selama ini telah menjalani sebuah proses panjang yang dimulai oleh para pengawal organisasi.
“Kita menyaksikan bahwa seperempat abad perjalanannya, Hidayatullah telah meng-Indonesia. Telah melakukan ekspansi yang luar bisa. Kita ada di sini karena hasil dari ekspansi para pendiri organisasi. Mereka telah mendahului kita dalam perjalanan masuk ke ibukota (Jakarta). Dan perjalanan ke dalam pelosok yang sangat jauh, Sabang dan (hingga) Merauke,” ujarnya.
Ia memberi contoh eksisnya Hidayatullah yang telah sampai ke Wamena, Irian Jaya, dan pulau-pulau terpencil, di mana kondisi alamnya begitu sulit ditembus.
“Ke wilayah laut utara perbatasan dengan Fillipina, ada Hidayatullah di sana, di Pulau Sangir Talaud, Sulawesi Utara. Kalau ke barat, Hidayatullah juga sudah ada di Pulau Mentawai, Sumatera Barat,” ulasnya.
Telah melebarnya sayap dakwah Hidayatullah, diharapkan oleh Pimpinan Umumnya agar dapat mencerahkan kembali para aktivis pelanjut pergerakan Hidayatullah saat ini. Di sisi lain, Abdurrahman juga mengakui bahwa lembaga yang dipimpinnya masih memiliki banyak hal yang perlu dibenahi.
“Perahu Hidayatullah masih kecil, jadi harus diperbesar dulu. Biar sedikit, tetapi tetap bergerak. Kita yakin bahwa harapan besar dalam pencerahan nasional ini kembalinya sebuah kebangkitan di Hidayatullah. Karena para pengawal di lembaga sudah sampai pada puncak pencerahan. Mereka telah menjadi mujahid-mujahid,” seru ustadz asal Sulawesi Selatan itu.
Selain penyampaian tausiyah dan diskusi keorganisasian, dalam acara tersebut juga dilakukan penggalangan infaq nasional yang berhasil mengumpulkan dana ratusan juta rupiah dari para jamaah Hidayatullah.*