Hidayatullah.com–Indonesia mengirim 15 orang menjadi bagian dari Internatonal Monitoring Team (IMT) di Filipina Selatan. Tim tersebut akan meninjau proses perdamaian antara pemerintah Filipina dan Front Pejuang Islam Moro (Moro Islamic Liberation Front/MILF) serta Front Kebebasan Nasional Moro (Moro National Liberation Front/MNLF)
“Sejak 1991, Indonesia selalu mendukung upaya proses perdamaian yang dilakukan pemerintah Filipina,” ujar Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa kala melepas tim tersebut di kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Rabu (27/6/2012).
Pada 2009, lanjut Marty, panel perdamaian pemerintah Filipina dan MILF mengundang Indonesia bergabung dalam IMT di wilayah konflik Filipina Selatan. “Kesediaan Indonesia disampaikan langsung oleh bapak Presiden (RI) kepada Presiden (Filipina) Benigno Aquino pada saat kunjungan kenegaraan Presiden Filipina di Jakarta pada Maret 2011,” kata Marty, dalam laman Media Indonesia.
Marty menegaskan, pengiriman tim tersebut sebagai bentuk wujud nyata komitmen kerja sama Indonesia-Filipina dan komitmen mendorong situasi kawasan yang aman, stabil, dan damai.
Marty menjelaskan, sebagai bagian dari IMT, tim Indonesia akan bergabung bersama pemantau dari Norwegia, Brunei Darussalam, Jepang, Malaysia, dan Uni Eropa. 15 orang tersebut terdiri atas 10 orang dari unsur TNI dan sisanya dari sipil. “Sipil itu dari Kemenlu,” ujar Marty.*
Keterangan foto: Para pejuang Moro di Filipina selatan.