Hidayatullah.com–Melalui event 3rd Muslim World BIZ 2012, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat dagang dan ivestasi, sekaligus menjajaki potensi pasar di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
Harapannya, Muslim Indonesia dapat menjadi kekuatan Ekonomi yang bisa diandalkan dan diperhitungkan di kalangan komunitas Muslim dunia.
“Indonesia sebagai negara penduduk Muslim terbesar di dunia diharapkan dapat membuka peluang bisnis dan mempa erkenalkan diri sebagai kekuatan ekonomi di Asia dengan mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA) dan manusia berkualitas yang bisa ditawarkan kepada dunia terutama Muslim,”, tandas Ir. Eddy Kuntadi, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta saat konferensi pers Muslim World BIZ 2012 di Financial Club Ruang Singkarak, Graha CIMB Niaga, Jakarta Selatan, Selasa (11/09/2012) kemarin.
Ia menilai bahwa kini, bank-bank asing sudah banyak yang melirik produk-produk syariah, salah satunya seperti Bank Syariah Mandiri di daerah Sumatera Utara yang komunitas non Muslim cukup besar bisa berkembang cukup pesat. Menurutnya secara logika syarat-syarat dalam syariah lebih menarik daripada konvensional.
Selain itu, Dr. Rahmat ismail yang merupakan Senior Advisor Bank Muamalat Indonesia mengungkapkan sistem syariah lebih stabil daripada sistem konvensional, hal ini disebabkan karena sistem syariah menerapkan bagi hasil yang adil, kemudian antara nasabah dan bank sama-sama untung.
“Berkaca dari Bank Muamalat, sistem syariah ini saat krisis lalu tidak bergoyang. Karena pemegang dana bukanlah penentu. Sistem syariah adalah bagi hasil. Inilah yang menyebabkan dalam sistem syariah tidak ada yang dirugikan dalam hal bisnis. Dalam ekonomi syariah, masalah pengemplang uang, kita hindari. Kemudian, syariah tidak mutlak milik bisnis Islam, dalam sejarah kristiani juga ada menghindari bentuk bunga,” jelasnya kepada wartawan yang hadir.
Rencananya, event yang pertama kali diadakan di Indonesia ini akan dibuka pada tanggal 13 September di Jakarta Convention Center oleh Wakil Presiden Boediono, perwakilan OIC BC YAB. Datuk Sri HJ. Mohd. Ali Rustam (Kepala Menteri Melaka), YB Dato Mukhriz Mahatir (Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Malaysia) dan President Islamic Development Bank, Dr. Ahmad Mohammed Ali.*