Hidayatullah.com–Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bahtiar Nasir, Lc, terpaksa harus masuk penjara. Tapi tunggu dulu, ia bukan tersangut terorisme atau masalah criminal. Hal ini justru dilakukan dalam rangka kunjungan safari dakwah beliau selama berada di Bali sejak tanggal 7-9 September 2012. Safari dakwahnya sendiri bertema “Jendela Islam Indonesia untuk Dunia” ini berusaha menyentuh semua kalangan. Baik akademisi, ulama, masyarakat umum dan tidak terkecuali para narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Grobogan.
“Di sini saya mendapat jadwal mengisi sholat Jum’at, bagi saya dakwah adalah hak siapa saja termasuk para penghuni lapas grobogan ini,” jelas Pimpinan Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL) Center ini kepada hidayatullah.com, Rabu, (12/09/2012) siang
Selama berdakwah di penjara, Ustad Bahtiar terus mengingatkan para penghuni Lapas untuk optimis terhadap ampunan Allah. Para penghuni Lapas yang mengikutipun begitu khusyu mendengarkan. Menjadi seorang Muslim di Bali saat ini tidak seperti dulu menurut cerita warga kepadanya. Tindak-tanduk mereka sering dicurigai berlebihan. Wajah islam yang selalu diidentikan dengan terorisme tidak kunjung hilang sejak tragedi bom bali.
“Karena itulah, dakwah di Bali ini harus diperkuat konsolidasinya. Peran ulama, pemuda dan masyarakat harus bersinergi membangun wajah Islam yang bisa meluruskan semua stigma negatif tersebut,” tambah Bahtiar.
Bahtiar dikenal sebagai da’i yang suka hadir dimana saja. Mulai dari perkantoran, masjid bahkan ke anak-anak muda underground sosoknya mulai dikenal. Sikap ramah dan kebapakan sering membuat orang muda akrab dengannya. Tidak jarang Bahtiar menerima orang-orang berkonsultasi di sela-sela waktu sibuknya. Itupun dilakukan dirinya selama bersafari dakwah ke Bali. Baik kepada masyarakat maupun beberapa penghuni lapas di Grobogaan, Denpasar. Bali.*