Hidayatullah.com–Pengasuh Pondok Pesantren Husnayain Sukabumi yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Kholil Ridwan menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih belum serius dengan pembenahan internalnya. Menurut Kholil, jika PKS memang mau berbenah dan bersinergi dengan umat, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah bisa merangkul kembali para pendiri PKS yang kini telah ‘terbuang’.
“PKS harus bisa ishlah (berdamai) dengan para pendiri yang keluar,” jelas Kholil Ridwan kepada hidayatullah.com saat ditemui di Jakarta, Senin (11/10/2013) kemarin.
Kholil mengaku adalah tidak mungkin PKS mampu bersinergi jika tidak mampu bermaaf-maafan dengan sejarah konflik internalnya.
Selain itu, Kholil berpendapat PKS juga harus membiasakan diri dengan sistem musyawarah lintas gerakan.
Menurutnya sifat PKS untuk mewajibkan pembinaan bersifat halaqah bagi kadernya memang tepat. Namun, ia berpendapat, militansi keislaman seseorang tidak bisa dinilai hanya dari sebuah halaqah internal saja.
“Ada aspek-aspek lain yang harus dinilai dalam melihat komitmen keislaman seseorang bukan hanya sebatas sebuah halaqah,” tambahnya.
Lelaki yang pernah dilamar menjadi caleg oleh PKS ini mengkhawatirkan, jika sifat eksklusif itu tidak dilenturkan maka PKS justru sulit untuk membaur dengan umat Islam yang beraneka ragam mazhab dan latar belakangnya.
“Tidak mungkin ada sinergi dengan umat jika PKS sendiri sulit saling memaafkan dengan orang-orang yang mereka sebut barisan sakit hati,” jelasnya lagi.*