Hidayatullah.com– Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumatera Barat (Sumbar) mengutuk penggunaan kekerasan oleh militer terhadap pengunjuk rasa yang menyebabkan jatuhnya lebih 100 orang korban jiwa dan sekitar seribu orang mengalami luka-luka di Mesir.
“Bagi kami ini adalah bencana kemanusiaan yang sangat memprihatinkan,” jelas Jimmi Syah Putra Ginting (Ketua Umum) dan Yos Aprinaldi (Sekretaris Umum), di Padang kepada hidayatullah.com.
Oleh karena itu, kata Jimmi Ginting, KAMMI Sumbar mendesak agar Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, segera mengecam bencana kemanusiaan yang sedang terjadi di Mesir. Sekaligus menegaskan sikap bahwa Pemerintah Republik Indonesia hanya mengakui Presiden Mesir yang terpilih melalui Pemilu yaitu Presiden Muhammad Mursy. Sekaligus mendesak Militer Mesir membebaskan Presiden Mursy dan Anggota Al Ikhwan al Muslimun yang telah ditangkapi.
“Pemerintah RI juga harus segera memastikan tidak ada warganegara Indonesia yang menjadi korban dalam bencana kemanusiaan tersebut.”
KAMMI Sumbar mendesak Pemerintah RI mesti terlibat aktif mendorong dunia internasional untuk memastikan bencana kemanusiaan di Mesir segera berakhir dan mengadili Penjahat Kemanusiaan yang menjadi “otak” dalam pembunuhan terhadap ratusan manusia yang berunjuk rasa secara damai di Mesir itu.
Seperti dilansir hidayatullah.com mengutip laporan NGO internasional asal Turki, Insani Hak ve Hurriyetlere Insani Yardim Vakfi (IHH) Jumat malam (26/07/2013) waktu setempat, militer Mesir menyerang aksi damai jutaan pendukung presiden terkudeta, Mohammad Mursy, di alun-alun Rabi’ah al-Adawiyah, Kairo, menewaskan 55 orang dan 1000 orang lebih luka-luka.
Kemudian, kurang dari satu jam, IHH kembali melaporkan korban pembantaian membengkak hingga 200 orang.
“Dua ratus orang terbantai dan 4500 terluka,”demikian laporan IHH yang melakukan pemantauan di Mesir.*