Hidayatullah.com–Warga jalan perempatan mampang IV Jakarta Selatan memprotes keberadaan rumah yang digunakan untuk kemaksiatan.
Rumah berwarna abu-abu dan merah itu disinyalir menjadi tempat prostitusi dan penjualan minuman keras.
Menurut Ketua Gerakan Anti Miras (GeNAM), Fahira Idris, rumah tersebut menipu. Awalnya izin rumah pribadi. Lalu jadi kafe. Setelah menjadi kafe bermunculan perempuan-perempuan berpakaian seksi.
“Izin rumah itu awalnya rumah pribadi,” jelas Fahira kepada hidayatullah.com, Kamis (23/01/2014).
“Bagaimana mungkin rumah tinggal ada SPA, bar dan perempuan-perempuan yang melayani laki-laki.”
Warga Perempatan Mampang IV meminta usaha maksiat terselubung ditempat tersebut.
Norman salah seorang warga yang ditemui hidayatullah.com mengaku tertipu. Selama ini warga hanya tahu itu rumah pribadi bukan tempat usaha apalagi mengandung unsur kemaksiatan.
“Di lantai dua rumah ada kamar-kamar kami curiga jadi tempat pelacuran sementara di ruang bawah tanah tempat menyimpan minuman keras,” jelasnya kepada hidayatullah.com.
“Sama kayak ada tari-tari telanjang begitu,” tambah ayah dari satu anak ini lagi.
Sementara penanggung jawab rumah bernama Simone yang mengaku seorang marinir memilih menghindar dari pertanyaan hidayatullah.com. Menurut pengelola rumah tersebut mereka menunggu arahan dari pemilik rumah yang bernama Muhammad Abbo.
“Saya tidak mau berurusan dengan pengurus rumah, saya mau ketemu pemiliknya,” tegas Fahira Idris di hadapan aparat kepolisan dan kelurahan yang hadir di saat demonstrasi warga Mampang tersebut.
Fahira berjanji akan melakukan aksi damai selama tiga hari berturut-turut sejak berita ini diturunkan. Jika tidak ada tanggapan maka ia akan mengambil jalur hukum.
“Kami minta usaha kafe ditutup, kalau diganti kos-kosan harus ada izin yg jelas dan catatan juga laporan ke pengurus RT/RW setempat, jangan sampai jadi tempat kos wanita tuna susila,’ tegasnya lagi.
Hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari pemilik rumah tersebut.*