Hidayatullah.com–Gubernur Aceh Zaini Abdullah memberikan penilaian terhadap otonomi khusus yang diberikan RI kepada Aceh.
Ia mengatakan pemberian tersebut sudah tepat dan sudah final. Hanya saja perhatian pemerintah pusat dinilai masih jauh dari kata proporsional.
Namun, di balik kekurangan tersebut, Gubernur Aceh Zaini Abdullah menegaskan bahwa rakyat Aceh menerima dan tidak akan berbuat gerakan pada masa lalu yang pernah terjadi.
“Mimpi untuk memerdekakan Aceh sudah terlupakan,” ucapnya dalam acara “Sosialisasi MoU Helsinki dan UU RI No. 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh untuk Kepemimpinan Nasional yang Baru,” belum lama ini di Jakarta.
Ia mengatakan bahwa kejadian masa lalu benar-benar merugikan. Baik dari rakyat Aceh sendiri maupun pemerintah RI.
Oleh sebab itu, ia berharap agar Aceh selalu damai dengan pemerintah pusat.
“Semoga Aceh dan Indonesia selalu damai. Tidak perlu ada korban kembali,” harapnya.
Harapan ini ia sampaikan kepada seluruh awak media yang hadir, tokoh tetua adat Aceh, perwakilan institusi pemerintah Indonesia: Menkumham dan Mendagri serta aparat TNI dan Kepolisian.
Ia mengingatkan bahwa perjanjian pada masa lalu tidaklah mudah dan mulus.
“Perjanjian damai itu tidak mudah dan awalnya tidak mulus,” tutupnya.*