Hidayatullah.com–Di balik setiap titah Ilahi yang nampaknya sederhana, sesungguhnya tersimpan sebuah tujuan besar. Termasuk perintah berqurban. Banyak dimensi yang bisa diungkap terkait qurban ini. Dalam dimensi ruang, qurban bisa menjadi gerakan sosial dalam skala terkecil (tingkat RT, misalnya), sampai tingkat global (dunia).
Hal itu dikemukakan Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam Konferensi Pers dan Media Gathering di rumah makan Saung Manglayang, Jakarta, Rabu siang (17/09/2014).
Dalam konferensi pers tersebut, Aksi Cepat Tanggap meluncurkan program Global Qurban tahun 2014 dengan tema “Qurban Kita Bahagiakan Dunia.”
Selain dihadiri sejumlah insan pers, juga terlibat sejumlah supervolunteer ACT yang tampil sebagai pembicara, mereka Teuku Wisnu (artis), Mas Mono (enterpreneur), Aisyah Maharanie (founder Halal Corner). Seorang warga Gaza, Abu Yahya Skaik, juga ikut berbicara terkait qurban khusus untuk warga Gaza, Palestina. Abu Yahya juga bercerita kondisi terkini Gaza.
Lebih jauh, Presiden ACT mengatakan karena qurban adalah produk syariah dari Allah, maka harus ditangani dengan cara yang hebat dan mampu memberikan efek yang super hebat.
“Qurban bukan sekedar seremonial amal atau perkara biasa-biasa saja, qurban harus menjadi agenda strategis untuk umat, menjadi gerakan masyarakat, gerakan bangsa dan juga gerakan global,” tegas Ahyudin.
Menurut Ahyudin, distribusi hewan qurban yang tidak merata, bukanlah karena tidak banyaknya pekurban, namun bisa disebabkan karena ketidaksanggupan pekurban ataupun yang mewakilinya membagi secara merata kepada masyarakat.
“ Kita sering jumpai ketersediaan daging qurban yang melimpah bahkan orang kaya pun bisa mendapatkan juga, seharusnya keberlimpahan ini bisa dirasakan mereka yang sedang berada di lokasi bencana, lokasi peperangan, yang jika mereka hanya mendapat satu atau dua kerat daging, akan sangat terasa manfaatnya dan menimbulkan dampak ukhuwah yang luar biasa,” tandas Ahyudin.*