Hidayatullah.com- Gerakan penyadaran ekonomi Islam atau syariah untuk para generai muda harus berbarengan dengan penyadaran keislaman secara menyeluruh. Di mana setiap Muslim harus memiliki worldview Islam termasuk dalam hal berekonomi.
Hal itu bisa dilakukan melalui organisasi pemuda Islam seperti HMI, PMII, IPNU, Remaja Masjid, Pemuda Muhammadiyah serta organisasi pemuda lainnya di kampus. Sekaligus mengembangkan wirausaha yang dimulai dari kecil guna untuk menanamkan kemandirian.
“Ekonomi Islam harus dipraktikkan mulai dari hal yang paling kecil (kerjasama.red) dengan orientasi wirausaha,” demikian keterangan yang disampaikan oleh Ketua Ikatan Asosiasi Ekonomi Islam (IAEI) Jawa Timur, Dr. Imron Mawardi, kepada hidayatullah.com, belum lama ini.
Menurut ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jawa Timur, jika umat Muslim di Indonesia hanya sedikit yang jadi pengusaha, bisa saja nasabah bank syariah juga sedikit. Maka dari itu, untuk mewujudkan hal itu semua harus dimulai dari diri sendiri.
“Untuk kendala utamanya adalah mindset masyarakat dan pembuat kebijakan yang masih kental dengan bunga dan perspektif ekonomi konvensional,” pungkas Imron.
Selain itu, sambung Imron, ghirroh pemerintah untuk menerapkan ekonomi syariah belum ada keberpihakan dari pemerintah, misal: harusnya anggaran Kemenag RI, sekolah-sekolah islam, UIN, IAIN, STAIN serta pesantren diamanahkan ke bank-bank syariah.
“Saat ini, kita juga sedang banyak melakukan sosialisasi ke pondok pesantren dan sekolah islam tentang perlunya bersyariah,” ungkap Imron.
Sambungnya, Kiai memegang peran penting untuk mensosialisasikan dengan memandang ekonomi dan keungan Islam bukan sekadar dari aspek fikih yang mungkin berbeda pendapat. Tetapi dari aspek maslahah ekonomi Islam. Bisa juga sosialisasi melalui khotbah jum’at dengan tema ekonomi Islam dan training untuk para da’i.*/Achmad Fazeri