Hidayatullah.com–Berdakwah membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Tanpa kesabaran sulit mendapatkan hasil yang baik. Salah satu kunci sukses dakwah Rasulullah adalah kesabaran.
Demikian dikatakan Shohibul Anwar Ketua Departemen Dakwah PP Hidayatullah dalam pembukaan pelatihan dan guru mengaji wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara di Kabupaten Berau belum lama ini.
Menurut Anwar, banyak para dai yang tidak sabar. Mereka ingin segera memetik hasilnya. Padahal dakwah membutuhkan waktu yang sangat panjang, tidak hanya setahun atau beberapa tahun. Tapi lebih dari itu.
“Karena tidak sabar, ada aktivis kemudian memilih jalan pintas. Mereka jadi radikal. Atau sebaliknya, mereka lari dari medan dakwah karena tak tahan,” kata Anwar.
Peradaban Islam, kata Anwar, tidak bisa dibangun dengan tergesa-gesa. Contohnya Romawi. Kekuatan adi kuasa zaman kala itu ini baru mampu ditaklukkan umat Islam setelah 800 tahun sejak Rasulullah mencanangkan tekadnya.
“Rasulullah sendiri bahkan tak sempat menyaksikan Romawi jatuh kepelukan umat Islam karena beliau sudah wafat,” kata Anwar.
Karena itu Anwar mengajak para dai untuk terus bergerak. Jangan berhenti, jangan pula terburu-buru.
“Yang mengajar ngaji teruslah mengajar. Kelihatannya sepele, tapi jika itu dilembari semangat membangun peradaba Islam, maka itu jauh berarati,” kata Anwar.
Hidayatullah sendiri, kata Anwar, akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas dai. Kita masih sangat kekurangan dai, baik jumlah maupun kualitasnya.
“Pelatihan dai di Kalimantan ini guna meningkatkan kekurangan itu,” tambah pria kelahiran Gresik Jawa Timur ini.
Pelatihan yang diselenggarakan Pos Dai selama tiga hari ini diikuti dari berbagai daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Antara lain Berau, Tarakan, Samarinda, Sangata dan sebagainya.
Pelatihan berlangsung di Kampus Pesantren Al Ihsan, Berau, Kaltim. Pesantren ini termasuk cabang tertua Pesantren Balikpapan Kaltim.*