Hidayatullh.com– Bangsa Indonesia sudah terlalu banyak menghadapi masalah. Bahkan banyak masalah yang tidak pernah terbayangkan justru malah terjadi di Indonesia, misalnya seperti masalah perceraian.
Karena itu, saat ini yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia adalah fokus membuat daftar penyelesaian masalah atau solusinya.
Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Dekan Program Pasca Sarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor Prof. KH. Didin Hafidhudin dalam konferensi pers di sela-sela acara tabligh akbar sambut Ramadhan 1436 H dengan tema, “Kokohkan Keluarga Indonesia Dengan Al-Qur’an” serta launching “Kokoh Keluarga Indonesia” Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL) Islamic Center, di Masjid Istiqlal Jakarta, Selasa (02/06/2015).
“Kita tidak pernah membayangkan jika angka perceraian di negeri ini telah mendekati angka 17 persen. Dan dari 17 persen ternyata yang dapat rujuk kembali hanya 3 persen, artinya 14 persen sudah memutuskan untuk tetap bercerai.
KH. Didin mengatakan bahwa perceraian di Indonesia umumnya terjadi karena alasan ekonomi. Padahal, menurutnya, alasan ekonomi sebetulnya hanyalah kamuflase saja. Utamanya, perceraian itu terjadi karena masalah moral, masalah cara pandang, dan persepsi tentang hidup itu sendiri.
“Masalah ekonomi adalah bagian untuk menutupi kerusakan dan landasan keliru. Dan masalah kerapuhan keluarga dan rumah tangga itu merupakan masalah bersama komponen bangsa,” pungkas KH. Didin yang juga Guru Besar IPB.*