Hidayatullah.com—Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH. Abdusomad Buchori mengatakan Indonesia itu harusnya bersyukur karena memiliki Departeman Agama atau Kementerian Agama. Itu salah satu ciri Indonesia bukan negara sekuler, karena secara struktural ada Kemeterian Agama.
“Harus bersukur itu ada Kementerian Agama. Nah, Kemenag itu tugasnya adalah hifdzuddin (menjaga kesucian agama), dan melindungi agama bukan untuk membingungkan agama. Serta harus mau menerima masukan dari ormas,” pungkas KH. Abdusomad.
Selai itu, KH. Abdusomad mengatakan jika berbicara soal kebebasan agama, dalam Pancasila itu agama yang diakui oleh negara ada Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu tetapi tempatnya mereka itu sendiri-sendiri.
“Ibarat pohon yang akar serabutnya berdiri sendiri, masa campur kan nggak. Mereka itu hidup di tempatnya sendiri meskipun satu tempat jadi nggak bisa campur aduk. misalkan anda membuat sayur asem terus campur spirtus gimana rasanya?” juar KH. Abdusomad.
Menurut KH. Adbusomad, agama itu adalah keyakinan, dalam Islam ada Tuhan, yaitu Allah, ada nabi yaitu Muhammad, ada kitab suci yaitu al-Qur’an, serta ada sistem ibadah sholat yang sudah teratur yaitu lima waktu dalam sehari.
“Tetapi sekarang mau diproses yang rasionya nggak jelas, kitab sucinya apa dan seterusnya, masak baru mau disusun sekarang. Kalau memang nggak jelas yah jangan dimasukkan sebagai agama. Sebut saja keyakinan. Jaman dulu kepercayaan itu disebut kebudayaan. Yah catat saja begitu. Kalau mereka memang ingin dicatat yah dicatat saja alirannya tetapi harus per-orangan jangan diumumkan pemerintah. Dan saya kira mereka lebih memilih tidak mencantumkan agama,” pungkas KH. Abdusomad.*