Hidayatullah.com — Situs e-commerce milik Grup Lippo, MatahariMall, diklaim akan menjadi layanan perdagangan elektronik terbesar di Indonesia. Hal itu salah satunya ditandai pendanaan MatahariMall.com yang menembus dua besar di bisnis e-commerce di Asia Tenggara.
Grup Lippo diketahui telah mengalokasikan dana investasi sebesar US$ 500 juta atau setara 6 triliun rupiah untuk menciptakan perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia, dengan omzet US$ 1 miliar. Kelak, MatahariMall.com berambisi menjadi Alibaba versi Indonesia.
Seperti dilansir situs Techinasia, baru-baru ini, posisi MatahariMall.com berada pada urutan kedua dengan nilai investasi US$ 500 juta.
Posisi pertama masih diduduki Lazada.co.id dengan nilai investasi senilai US$ 686 juta. Konon bisnis Lazada sudah bernilai US$ 1,25 miliar.
Techinasia mencatat, kendati perputaran transaksi belanja di wilayah Asia Tenggara belum cukup mencapai proporsi seperti yang terlihat di Barat, bisnis e-commerce yang sudah berjalan tergolong meningkat jauh lebih besar daripada beberapa tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, Techinasia menilai lonjakan bisnis e-commerce di Asia Tenggara tidak otomatis mencerminkan ekosistem yang sehat. Tetapi muncul satu pertanyaan menarik yakni siapa yang akan keluar menjadi pemenang untuk mengumpulkan keuntungan di Asia Tenggara.
Saat ini, setelah Lazada dan MatahariMall, Techinasia mencatat posisi ketiga ditempati GrabTaxi dengan nilai investasi US$ 340 juta. Berikutnya, Zalora di posisi ke-4 dengan nilai investasi US$ 238 juta.
Sejauh ini laman MatahariMall masih dalam versi beta. Namun beberapa waktu lalu (8/6) situs ini tampak terilis dengan desain umumnya situs ecommerce. Namun hari ini laman itu kembali dalam tampilan landing page.
Seperti diketahui, Lippo Group yang membawahi e-commerce ini adalah grup jejaring perusahaan raksasa di Indonesia yang didirikan oleh Mochtar Riady yang juga dikenal sebagai filantrop khususnya untuk pengembangan misi agama Kristen.
Didirikan oleh Dr. Mochtar Riady pada tahun 1950-an. Lippo Group kemudian berkembang menjadi perusahaan pribadi dan publik di Tiongkok, Hong Kong dan Makau, Indonesia, Filipina, Singapura dan Korea Selatan dengan total aset senilai US$11 miliar. Juga terdaftar di berbagai bursa saham di Hong Kong, Indonesia dan Singapura dengan setidaknya 15 jenis perusahaan.