Hidayatullah.comâKetua Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Jawa Timur KH. Dr Ahmad Fauzi Tijani, MA menyampaikan perlunya gerakan â1 Rumah 1 Hafidzâ sebagai wujud dari âJihad Al-Qurâanâ untuk menyelesaikan banyaknya persoalan di Indonesia.
âSalah satu wujud dari Jihad Al-Qurâan adalah dengan menghasilkan para penghafal Al-Qurâan. Untuk itu perlu adanya gerakan menghafal Al-Qurâan. 1 Rumah 1 Hafidz. Satu perkantoran banyak hafidz, satu lingkup masyarakat banyak hafidz, dan seterusnya,â ujarnya saat menjadi khatib Shalat Idul Fitri di Jalan Raya Laguna, Perumahan Pakuwon City Surabaya, Jumat (17/07/2015) pagi.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Madura ini menyampaikan kondisi umat sekarang ini yang tertindas di berbagai belahan dunia haruslah membuat kaum Muslimin bangkit. Caranya yakni dengan âJihad Al-Qurâanâ.
âSelain menghafal Al-Qurâan, kembali kepada Al-Qurâan juga berarti terus berusaha untuk dekat dengan Al-Qurâan. Menghadirkan hati ketika membacanya, mentadabburi ayat-ayatnya. Dan mengamalkan isi kandungannya pada tindakan sehari-hari,â lanjutnya. Ini tujuan utama âJihad Al-Qurâanâ ujarnya.

Tak lupa, ia juga mengingatkan para pemimpin bangsa Indonesia, bahwa tugas kepemimpinan adalah menyelesaikan permasalahan keumatandan menjaga agama dan harbat martabat kaum Muslimin.
âTujuan Jihad Al-Qurâan ini untuk mengembalikan kekuasaan dan kepemimpinan umat Islam, yang nanti akan melahirkan tegaknya Islam. Dimana itu semua bermuara untuk melindungi eksistensi Islam, menjaga agama dan kehormatan umatnya,â papar alumni Omdurman University Sudan ini.
Untuk itu Ahmad Fauzi Tijani juga berpesan kepada para pemimpin untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah, agar negeri yang dipimpinnya menjadi negeri yang Baldatun Tayyiba. Juga kepada ulama, para pemimpin jiwa, agar senantiasa memandu umat kepada jalan yang lurus.
âSemoga bulan Ramadhan yang telah kita lalui memberikan kekuatan untuk senantiasa menjadikan segala aspek kehidupan kita dekat dan berada dalam tuntunan Al-Qurâan dan As-Sunnah,â pungkasnya.*/Yahya G. Nasrullah