Hidayatullah.com— Diskusi bertema lesbian, homoseksual, biseksual dan transgender (LGBT) yang digelar Lembaga Pers Mahasiswa Gema Keadilan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang dibatalkan.
Pembatalan diskusi karena tidak mendapatkan izin dari rektor dan dekan kampus.
“Pihak rektor dan fakultas menolak dan menentang diskusi ini,” kata Belle Risca, salah satu panitia dikutip Tempo di Semarang, Kamis, 12 November 2015.
Menurut Solehan, Pembantu Dekan III Fakultas Hukum, kepada Jamaah Ansharusy Syariah, acara ini sangat sensitif dan pihak universitas melarang diselenggarakan.
“Acara (LGBT) ini sangat sensitif. Karena menurut pandangan HAM berbeda dengan menurut pandangan agama. Kalau mau menyelenggarakan acara seperti ini jangan di sini (kampus) dan jangan bawa nama kampus,“ tutur Solehan.
Selain keberatan pihak rektor, acara juga ditolak kelompok ormas dari Semarang. Panitia mengungkapkan, Pihak Polrestabes Semarang dan Polsek Tembalang juga mendatangi lokasi diskusi.
Ketua Jamaah Ansharusy Syariah Semarang Abu Sumayah, yang menolak acara ini yang tujuannya mendukung LGBT dinilai bertentangan dengan hukum dan norma-norma agama yang ada di Indonesia.
“ Acara tersebut bertentangan dengan norma-norma agama yang berlaku di negeri ini. Karena hubungan dan pernikahan sesama jenis di Indonesia dilarang. Apalagi dari sisi hukum agama Islam. Maka dari itu, ini bentuk kepedulian kami terhadap remaja,” ujarnya dalam rilis yang dikirim ke hidayatullah.com.
Seperti diketahui, panitia dari LPM Gema Keadilan Fakultas Hukum Undip berencana menggelar diskusi dengan tema “LGBT dalam Sosial Masyarakat Indonesia” pada Kamis pukul 15.30-17.00 WIB di Ruang H 302 Fakultas Hukum. Tapi, secara resmi akhirnya panitia mengumumkan diskusi itu batal digelar karena ada keberatan masyarakat dan pihak rektorat.
Sebelum ini, Rektorat Universitas Brawijaya Malang juga membatalkan acara “Brawijaya International Youth Forum 2015” yang berencana menghadirkan tokoh-tokoh LGBT. [Baca: Rektor Universitas Brawijaya Berhentikan Acara Berbau LGBT]
Kegiatan yang sejatinya akan dilaksanakan pada 10-11 Nopember di hotel Swiss-Bell inn, Malang ini akhirnya diberhentikan oleh rektor UB, Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri MS.
Padahal, menurut Sinyo Egie, pendiri grup Peduli Sahabat yang akan mengiri acara ini, diskusi itu diharapkan mendampingi para SSA (Same Sex Attraction) atau kelompok yang suka sesama jenis agar segera bertobat dan kembali ke jalan yang benar.*