Hidayatullah.com–Di hadapan peserta acara Seminar Internasional “Syeikh Muhammad Mahfuzh Tremasi, Peranan Ulama Indonesia di Dunia Pendidikan Internasional,” Syeikh Abdullah bin Muhammad Jarullah, Dewan Pembina Halaqah al-Qur’an di Masjid Nabawi, Madinah menceritakan kisah nyata tentang wanita penuntut ilmu asal Indonesia yang dihormati di Madinah.
“Wanita Indonesia itu bernama Surayyah, “demikian Syeikh Abdullah mengawali kisahnya.
Disebutkan pertama datang ke Madinah, ia dan suaminya ikut bergabung di sebuah pengajian atau majelis ilmu.
“Di sana, ia jatuh cinta dengan ilmu dan mulai bertekad menghafal al-Qur’an,” papar Syeikh Abdullah.
Singkat kata, lanjut Syeikh Abdullah, ibu tersebut berhasil menamatkan hafalan al-Qur’annya sebanyak 30 juz. Selanjutnya ia kini bertekad ingin mempelajari ilmu qira’ah al-Qur’an, sebuah jenjang yang cukup sulit bagi penghafal al-Qur’an. Tak tanggung-tanggung, dengan semangat menggebu Surayyah langsung berguru kepada Syeikh Ibrahim al-Akhdhar, seorang guru besar ilmu qira’ah (Syeikh al-qurra`) di Masjid Nabawi sekaligus pernah menjadi Imam Haramain dahulu.
Empat tahun berlalu, Surayyah mulai merasa kesulitan belajar. Setiap kali ia meyetor bacaan, selalu saja masih dianggap keliru oleh gurunya. Hingga akhirnya ia nyaris putus asa dan merasa malu kepada Syeikh Ibrahim.
Kepada gurunya, ia meminta izin untuk berhenti belajar ilmu qira’ah al-Qr’an. Oleh sang guru, lanjut Syeikh Abdullah, Surayyah lalu dinasihati.
“Bersabarlah dan teruslah bersemangat. Hingga tiba masanya kamu mendapatkan kebaikan yang banyak,” ucap Syeikh Ibrahim yang ditutur kembali oleh Syeikh Abdullah.
Mendengar motivasi tersebut, disebutkan Surayyah balik bertanya, kebaikan apa yang bisa ia dapatkan, sedang ia sudah belajar bertahun-tahun tapi tetap saja bacaan al-Qur’annya tidak pernah lolos dan benar di hadapan Syeikh Ibrahim.
Singkat kata, masih menurut Syeikh Abdullah, Surayyah terus bersungguh-sungguh belajar hingga ia berhasil mendapatkan sanad qira’ah al-Qur’an setelah menempuh 15 tahun berguru kepada Syeikh Ibrahim al-Akhdhar.
Kini, wanita asal Indonesia itu disebut sebagai salah seorang qari’ah wanita termasyhur di Madinah.
“Bahkan Ustadzah Aisyah Usawi dan Ustadzah Zainab Sadati, pakar qira’ah wanita di Madinah adalah murid daripada Surayyah tersebut,” terang Syeikh Abdullah menutup kisahnya.*/Masykur