Hidayatullah.com– Masuknya komunitas lesbian, homoseks, biseksual, dan transgender (LGBT) ke dunia kampus merupakan sinyalemen bahaya. Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Muhammad Nasir Djamil, mengultimatum kembali hal itu.
Ia pun menekankan, pentingnya peran para ulama dan ormas Islam untuk mengadang berbagai manuver kelompok LGBT.
“Para ulama dituntut untuk secara serius memberikan arahan, bimbingan, pengajaran, sekaligus teladan kepada masyarakat dalam menghadapi virus (LGBT) ini,” ujarnya dalam rilisnya kepada hidayatullah.com di Jakarta, Ahad, 15 Rabiuts Tsani 1437 (24/01/2016) malam.
Bahkan, politisi asal Aceh ini mengimbau, para agamawan sebisa mungkin terus meningkatkan metodologi dakwahnya di era moderen ini. Agar seruan dakwah bisa menyentuh semua lapisan.
Selain itu, lanjutnya, ulama dan ormas Islam semestinya pro aktif melakukan pendekatan persuasif kepada para pegiat LGBT.
“Seperti yang pernah saya sampaikan, LGBT adalah ancaman serius bagi bangsa ini. Semua elemen bangsa harus bahu-membahu untuk mengatasinya,” ujarnya mengingatkan. [Baca: LGBT Dinilai Lebih Mengancam Integrasi Bangsa daripada Separatisme]
“Kita tidak boleh membiarkannya berkembang dengan segala macam aktivitasnya,” tambahnya.
Baru-baru ini, mencuat ke publik adanya gerakan Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC) di kampus Universitas Indonesia yang menawarkan konseling bagi kelompok LGBT.
Terkait itu, Nasir mendesak pihak kampus untuk lebih tegas, sadar, dan sensitif, dalam membentengi para mahasiswanya dari berbagai modus penyusupan paham LGBT.
“Menristek dan Pendidikan Tinggi udah protes dan minta (kampus) diproteksi (dari LGBT),” pungkasnya.*