Hidayatullah.com—Sejumlah pengungsi Iraq kecewa dengan kenyataan hidup di Jerman yang jauh dari harapan, akhirnya mereka memilih kembali pulang ke Iraq.
Heval Aram sedang menunggu jadwal penerbangannya ke Iraq. Aram mengatakan dia dan keluarganya melakukan perjalanan selama 12 hari untuk mencapai Jerman. Namun, kondisi buruk di kamp pengungsi mendorong mereka kembali pulang ke negara asalnya.
“Mereka (Jerman, red) mengumpulkan orang di kamp-kamp yang kondisinya sangat buruk, tidak ada tempat untuk tidur, mandi atau istirahat. Tak ada harapan di Jerman ini. Saya berharap tidak ada orang yang meninggalkan rumahnya untuk datang ke sini,” kata Aram seperti dilansir Euronews (22/1/2016).
Pengungsi Iraq lainnya mengatakan harga makanan di Jerman sangat mahal, tidak mencukupi dengan uang yang mereka terima dari pemerintah Jerman.
Proses mendapatkan suaka juga dinilai terlalu lambat.
Para pengungsi itu terpaksa menjual perhiasan dan barang berharga yang mereka miliki ke toko gadai untuk membeli tiket pulang ke negara asalnya. Bawaan mereka lebih sedikit dibanding bawaan ketika pergi menuju Jerman.
“Sudah banyak yang pulang kembali. Saya tidak tahu berapa jumlah pastinya, tetapi jumlahnya banyak. Sebagian harus menjual barang-barang berharga mereka, contohnya ke toko perhiasan di sebelah, supaya bisa membeli tiket pulang ke Arbil atu Baghdad,” kata Alla Hadrous seorang pemilik toko gadai.
Bagi sebagian orang tinggal di negara yang sedang dilanda konflik bersenjata masih lebih baik dibanding tinggal di penampungan pengungsi di negeri asing. Sementara sebagian orang lainnya masih ingin mencoba mencari kehidupan baru di Jerman.*