Hidayatullah.com –Taufik Lubis, President Youth Organization of Islamic Cooperation atau Pemuda Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengatakan, terorisme sudah ada sejak dahulu, dilakukan berbagai kelompok, suku, hingga negara. Misalnya, imigran Australia adalah ‘teroris’ bagi suku Aborigin, atau imigran Amerika terhadap suku Indian. Sayangnya hari ini, definisi teroris hanya ditujukan kepada umat Islam.
Demikian disampaikan Taufik Lubis saat menjadi pembicara pada International Youth Conference on Countering Terrorism di Gedung Nusantara V, DPR-MPR RI, Senin (14/03/2016).
“Ini sebuah kesalahan besar dalam pemikiran atau mindset kita yang seolah tergiring oleh opini publik yang memang diciptakan sedemikian rupa oleh kekuatan Barat,” ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut dilatarbelakangi oleh peristiwa black September pada tahun 2001, yang disusul oleh deklarasi George Bush yang mengatakan bahwa peristiwa itu merupakan perang salib kedua.
“Ini adalah pernyataan yang sangat keliru, ini sebuah pernyataan yang sangat bodoh, pernyataan yang sangat memprovokasi dunia untuk menuduh bahwa segala perilaku kekerasan termasuk terorisme itu selalu dilakukan oleh kaum muslim,” papar Taufik.
Akibat pernyataan stigma terorisme tersebut, terangnya, umat Islam khususnya para muslimah, menjadi korban tindakan penindasan dan perlakuan yang tidak manusiawi.
“Hari ini, sudah hampir 15 tahun setelahnya, umat Islam, tidak hanya di Indonesia, mengalami ketertindasan yang luar biasa,” ungkapnya.
“Saya pergi ke London menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bagaimana seorang wanita berjilbab diolok-olok, dipegang badannya, kemudian dimaki-maki. Begitupun ke daerah lainnya, para muslimah kita tidak diperlakukan secara manusiawi,” tambahnya.
Taufik mengungkapkan, hal itu merupakan keburukan sejarah yang paling keji yang pernah dibuat oleh manusia yang diakibatkan oleh keluarnya statement dari seorang presiden Amerika yang bernama George Bush.
Ia juga mempertanyakan, mengapa sampai hari ini, tidak ada yang menyalahkan statement George Bush tersebut, yang menurutnya merupakan titik awal dari kerusakan peradaban manusia.
Menanggapi hal itu, KH. Hasyim Muzadi, yang juga bertindak sebagai pembicara pada kesempatan itu mengatakan, dirinya pernah menanyakan hal tersebut kepada George Bush.
“Seingat saya, ketika saya ketemu George Bush pada jaman Megawati, saya tanyakan itu ‘Apa yang Anda maksud dengan Crusade?’ maka dia jawab ‘Don’t Talk About That’,” ungkap Hasyim menceritakan.*