Hidayatullah.com–Mayoritas yang menjadi identitas umat Islam di Indonesia nampaknya sedang diuji kekompakannya. Setidaknya, momentum Pilkada DKI pada 2017 menjadi pemantik untuk umat Islam lebih dewasa menyikapi masalah politik dan kepemimpinan.
Pernyataan ini disampaikan Direktur Center of Study for Indonesian Leadership Prof. Jawahir Thontowi, Ph.D. Menurutnya, umat Islam mesti melakukan persiapan untuk memulai gerakan konkret bersatu memenangkan Calon Gubernur Muslim.
“Tanpa umat Islam mempersiapkan diri dalam masalah kepemimpinan dengan ikatan persatuan dan persaudaraan, DKI akan kembali dipimpin oleh pemimpin non Muslim,” ujarnya kala membuka seminar yang berjudul “Strategi Memenangkan Gubernur/Wakil Gubernur Muslim Pada Pilkada Prop. DKI Jakarta 2017” di Gedung Bali Muda Center Jakarta Selatan Kamis (21/07/2016).
Menurut Jawahir ada beberapa alasan, mengapa umat Islam tidak boleh gagal dalam hal kepemimpinan ini.
“Pertama, Jakarta sebagai pintu gerbang NKRI jangan sampai dipimpin oleh selain umat Islam.
Kedua, penduduk Jakarta juga memiliki pemilih Muslim di atas 6 juta. Jadi, sudah waktunya, ada kebijakan khusus untuk mendorong tampilnya pemimpin Muslim dari rahim umat Islam sendiri,” paparnya.
Namun, Guru Besar Ilmu Hukum UII Jogja itu mengingatkan bahwa cara yang ditempuh harus sesuai peraturan perundang-undangan.
“Jelas ini butuh desain yang konstitusional,” tegasnya.*