Hidayatullah.com—Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mendapatkan tekanan baik dari dalam maupun luar negeri menyusul tuduhan Amerika Serikat tentang penggelapan uang negaranya di 1MDB.
Lembaga keuangan 1MDB dibentuk tahun 2009 dari pengembangan lembaga finansial mikro yang didirikan Najib Razak, dengan tujuan katanya untuk menggenjot perekonomian Malaysia.
Jaksa Agung AS Loretta Lynch mengatakan bukti-bukti menunjukkan bahwa uang negara Malaysia telah digelapkan dalam jumlah yang sangat besar lewat 1MDB.
Hari Rabu (20/7/2016) pihak berwenang Amerika Serikat menyita lebih dari $1 miliar aset yang terkait dengan lembaga keuangan itu, lapor BBC.
Nama Najib memang tidak disebut dalam dokumen kehakiman AS, tetapi dia mudah diidentifikasi sebagai “Malaysia Official 1”, yang akunnya menerima uang jutaan dolar berasal dari 1MDB.
Uang $1 miliar itu hanya sebagian dari lebih $3,5 miliar yang diselewengkan lewat 1MDB, dengan cara mencuci uang itu lewat akun-akun di Singapura, Swiss dan Amerika Serikat.
Pihak Amerika Serikat menduga uang itu dicuci dengan cara membelanjakannya untuk membeli hotel dan properti mewah, sebuah pesawat jet pribadi, perjalanan kapal pesiar dan barang-barang seni.
Uang itu juga dicuci lewat perjudian, termasuk salah satunya lewat aktor Leonardo DiCaprio, dan pembiayaan film Hollywood “Wolf of Wall Street”.
- Malaysia Bantah Uang yang Hilang dari 1MDB untuk Mendanai Film Hollywood
- Mahathir Mohamad Ingin Temuan Kasus 1MDB Diungkap ke Publik
- Kritik Pemerintah Malaysia, Jangan Harap Bisa Pergi ke Luar Negeri
Menanggapi laporan dari AS itu, hari Kamis (21/7/2016) Najib menekankan bahwa kasus di Amerika Serikat tersebut adalah kasus perdata dan bukan pidana, dan dia mengatakan “kami tidak ingin mengambil kesimpulan sampai proses [investigasinya] tuntas.”*