Hidayatullah.com– Kementerian Agama menaruh harapan kepada media-media massa Islam dalam mencerdaskan umat dan masyarakat Indonesia. Media-media Islam pun diminta terus melakukan peningkatan kualitas terkhusus pemberitaannya.
Hal itu terungkap dalam acara Workshop Jurnalistik Peningkatan Kualitas Pemberitaan Website (Media Online) gelaran Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kemenag, di Hotel Lumire, Jakarta, Kamis-Sabtu (13-15/10/2016).
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Machasin, mengatakan, guna melakukan peningkatan itu, media massa maupun situs online sebaiknya memperbanyak konten berita dan artikel edukatif.
Dimana, kata dia dalam sambutannya, Kamis sore, artikel yang mendidik sebaiknya lebih diperbanyak daripada artikel yang bernada provokatif.
Menurutnya, pemberitaan yang provokatif berdampak tidak mencerdaskan dan tidak mengajak masyarakat untuk banyak berpikir.
Apalagi di era maraknya media dan jejaring sosial saat ini, masyarakat dengan mudah ramai-ramai turut menyebarkan kabar-kabar yang provokatif.
“Mudah-mudahan pemberitaan media-media Islam ataupun media-media umum dapat ditingkatkan untuk melahirkan masyarakat yang cerdas,” ujar Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag, Muhammadiyah Amin.
Acara pelatihan tersebut diikuti sekitar 60 peserta. Mereka berasal dari 28 media dan situs berbasis online, baik yang murni media massa maupun milik komunitas/ormas.
Menjaga Kode Etik Jurnalistik
Acara ini diisi dua pemateri utama, yaitu wartawan senior dua media massa nasional, Nashih Nasrullah dan Asrori S Karni.
Dalam penyampaiannya, Nashih mengingatkan para pegiat media massa dan pengelola situs untuk selalu menjaga kode etik jurnalistik, di antaranya perimbangan berita.
Ia juga mengingatkan para peserta untuk senantiasa menjalankan profesinya berlandaskan aturan-aturan dalam Islam.
“Sudah sejauh mana kita sajikan artikel yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam? Itu sebenarnya pilihan,” ujarnya yang membawakan materi tentang “berita hardnews”.
Sementara, Asrori menyampaikan, di antara cara menyampaikan pemberitaan berimbang adalah dengan pandai-pandai memilih serta menempatkan fakta dan opini yang ditulis.
Hal itu khususnya dalam pembuatan artikel “Feature dan Opini”, sesuai tema yang dibawakannya saat itu.
Pelatihan tersebut lebih banyak berlangsung dua arah antara pemateri dengan peserta. Para peserta mengaku senang di antaranya karena sesi diskusinya tampak hidup.*