Hidayatullah.com– Tak hanya Desa Petobo dan Perumnas Balaroa yang amblas dan bergerak atau disebut fenomena likuifaksi yang terjadi saat gempa bumi magnitudo 7,4 di Palu-Sigi-Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/09/2018) lalu. Kampung Jono Oge di Kabupaten Sigi, Sulteng, juga “raib” dari lokasi semula.
Atas kehendak Allah, tadinya, perumahan warga dan gereja di Desa Jono Oge bergeser sejauh 3 kilometer, bahkan tergantikan oleh tanaman jagung.
Hidayatullah.com mengunjungi langsung pada hari Sabtu (06/10/2018) di lokasi bekas pemukiman warga di Desa Jono Oge. Terlihat jelas tanaman jagung, kembang kol dan pepohonan kelapa yang masih berdiri kokoh.
Baca: Wapres JK Pantau Perumnas Balaroa Palu yang ‘Ditelan Bumi’
Sedangkan Desa Jono Oge “asli”, sudah pindah sejauh 3 KM, yang tampak tinggal reruntuhan bangunan menyembul dari dalam lumpur yang kini sudah mulai mengering.
Arfan, 51 tahun, seorang warga Jono Oge yang selamat dari musibah hari Jumat tersebut mengaku, saat datangnya musibah gempa, jalan di kampungnya tiba-tiba bergelombang laiknya ombak di lautan.
“Jalanannya seperti bergelombang dan tanah kayak kendaraan itu bertabrakan. Pokoknya tanah ini kayak lautan karena seperti gelombang,” ujarnya.
Gelombang tanah itu diikuti luapan air. Luapan air dari tanah itulah yang kemudian menggulung pemukiman padat penduduk itu dari atas dan kemudian mengaduknya.
Gunung dan Bumi Bergerak
Tanah yang bergerak dan ambles tertelan bumi atau disebut likuifaksi adalah fenomena langka di Indonesia. Belum lama ini, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar menjelaskan secara ilmiah proses likuifaksi yang menimpa wilayah Petobo dan Balaroa di Palu, Sulawesi Tengah.
Menurut Rudy Suhendar, peristiwa likuifaksi ditandai dengan tanah yang kehilangan kekuatannya dan berubah menjadi lumpur. Ini terjadi disebabkan kawasan yang berada di Petobo dan Balaroa berada di tanah aluvium atau ‘tanah muda’.
“Bahasa geologinya tanah yang masih muda. Hitungan mudanya ratusan tahun,” kata Rudy di Gedung Kementerian ESDM, di Jakarta, belum lama ini. Menurutnya, lapisan ‘tanah muda’ itu sangat mudah lepas akibat guncangan gempa yang sebelumnya terjadi.
“Kenapa ada likuifaksi? Karena ada guncangan. Likuifaksi ini mengakibatkan terjadinya lepasnya daya dukung tanah,” kata dia.
Baca: Al-Qur’an Pernah Menceritakan Kisah Tanah dan Bangunan yang Tertelan Bumi
Rudi menyebutkan potensi tanah yang mengalami likuifaksi akan menjadi lebih besar, jika lapisan pasirnya lebih tebal.
Menurut Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, tanah yang terlikuifaksi tidak dapat menahan berat apapun yang berada di atasnya, baik itu berupa lapisan batuan di atasnya maupun bangunan yang akhirnya mengakibatkan hilangnya daya dukung pada pondasi bangunan. Menurut Sutopo, wilayah yang ‘ditelan bumi’ di Kelurahan Petobo, Palu mencapai 180 hektare.
“Permukaannya sudah tidak kelihatan, semua tenggelam. Untuk evakuasi kita kerahkan alat berat,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kamis lalu di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur.
Tercatat, ada 1.747 rumah di Balaroa dan 744 rumah di Petobo yang ‘ditelan’ lumpur. Diduga, ratusan orang juga ikut terhisap ke dalamnya.
Dalam pantauan hidayatullah.com, sampai hari ini belum terlihat alat berat diturunkan untuk mengevakuasi korban yang diperkirakan ratusan bahkan ribuan orang yang hanyut dan tertimbun bumi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebelum ilmu geologi modern berkembang di abad 19 dan mampu menjelaskan dinamika lempeng tektonik, orang menyangka gunung-gunung dan bumi berdiam tetap pada tempatnya. Tetapi Al-Qur’an berkata lain. Dalam Surat An-Naml:88, disebutkan, “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Semoga musibah ini bisa menjadi pelajaran dan membuat kita semua bisa berpikir./*Sirajuddin Muslim
Berita gempa dan tsunami Palu bekerjasama dengan Dompet Dakwah Media