Hidayatullah.com– Menurut Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Habib Rizieq Shihab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan kebohongan.
“Sekali lagi saya ulangi, Presiden bohong!” ungkap Habib Rizieq dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (05/11/2016), sehari usai Aksi Bela Islam II atau populer disebut Aksi Damai 411, Jumat.
Aksi damai itu merupakan lanjutan aksi publik menuntut pemerintah khususnya kepolisian memproses hukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait kasus dugaan penistaan agama.
Kebohongan itu, menurut Habib, tentang “kesepakatan” antara Istana dan peserta aksi bahwa penyelesaian kasus Ahok paling lama 2 minggu.
“(Kesepakatan) itu tidak ada,” tegasnya.
“Yang ada adalah pihak Istana memberikan tawaran kepada peserta aksi (lewat delegasi) yang kemudian tawaran itu ditolak oleh peserta aksi,” lanjutnya mengungkap.
Meluruskan Pernyataan Mabes Polri
Selain itu, Habib Rizieq meluruskan pernyataan Mabes Polri terkait kericuhan usai aksi damai tersebut.
Mabes Polri, jelas Habib Rizieq, dalam siaran pers menyampaikan, polisi membubarkan massa ketika terjadi kericuhan hanya dengan menggunakan tembakan gas air mata.
“(Itu) bohong! Polisi membubarkan massa tak hanya menggunakan gas air mata, tetapi juga menggunakan tembakan peluru karet,” ungkapnya.
Bukan itu saja, ungkap dia, polisi juga melakukan penganiayaan kepada peserta aksi serta menggunakan sepeda motor untuk menabrak dan menggilas peserta aksi.
Sebab itu, Habib Rizieq mengingatkan kepada pihak kepolisian maupun Presiden supaya tidak berbuat atau mengajarkan kebohongan kepada rakyat.
Jika Presiden dan Kepolisian mengajarkan kebohongan, mau jadi apa negeri Indonesia, kata dia.
“Kita minta, belajarlah untuk menjadi orang-orang yang jujur kalau ingin membangun negeri,” tutup Habib Rizieq.
Aksi Damai bukan Aksi Anarkis
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Di samping itu, ia menegaskan, aksi damai tersebut bukanlah aksi anarkis sebagaimana diberitakan beberapa media nasional.
“Saya melihat judul berita di berbagai media televisi itu memberikan judul ‘aksi anarkis’. Karena itu, di sini kita ingin klarifikasi. Aksi (4 November) ini bukanlah aksi anarkis. Tapi, aksi damai yang ditembaki polisi anarkis.
Saya minta bantuan rekan-rekan media yang ada di sini supaya dapat membenahi judul pemberitaan itu,” kata Habib Rizieq dalam konferensi pers itu.
Ia pun berharap media tidak justru ikut menyerang bahkan memposisikan umat Islam sebagai pihak yang bersalah dalam kericuhan pada aksi itu.*