Hidayatullah.com–Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengeluarkan data laporan terbaru yang menunjukkan, 1 persen penduduk Indonesia menguasai hampir 70 persen aset negara.
Hal itu disampaikan Ketua Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Anggawira, dalam keterangannya kepada hidayatullah.com di Jakarta, Ahad (11/12/2016).
“Ini menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya ketimpangan sosial di dalam negeri,” ujarnya.
Meskipun telah terjadi pelemahan global, yang mengakibatkan kerugian atas para penduduk kaya itu, namun, terangnya, pangsa kekayaan dari 1 persen penduduk tersebut masih memiliki tren naik.
“Pasalnya mereka masih menyimpan aset kekayaan dalam warisan, atau berinvestasi,” jelasnya.
Dosen Universitas Islam As-Syafi’iyah ini meminta, agar pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi permasalahan ketimpangan tersebut.
“Seperti melakukan redistribusi aset, agar hak guna usaha (HGU) atas tanah, maupun aset lain yang selama ini hanya dikuasai oleh segelintir penduduk, dapat pula dimaanfatkan oleh masyarakat yang berhak merasakannya,” paparnya.
Redistribusi aset, lanjut Anggawira, akan menghasilkan stabilitas internal dan demokratis.
Keadaan demikian, menurutnya, akan mendorong investasi yang diperlukan untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
“Atau bisa juga dengan menerapkan pajak progresif kepada pengusaha yang sudah lama menikmati lahan untuk bisnis, menekan penghindaran pajak oleh pengusaha besar atau individu tergolong kaya, (serta) menggeser beban pajak dari tenaga kerja konsumsi menjadi ke pajak modal dan kekayaan,” imbuhnya.
Jangan Konsen Politik Saja
Lebih lanjut, ia meminta pemerintah jangan hanya konsen pada masalah politik dengan mengabaikan masalah ekonomi Indonesia yang saat ini paling krusial.
“Yakni soal kesenjangan yang semakin curam,” kata Anggawira.
“Memasuki 2017, kami berharap pemerintah melakukan ‘dobrakan’ ekonomi yang lebih progresif. Dan menyejahterahkan rakyat bukan hanya dari kalangan menengah ke atas, namun masyarakat kelas bawah sekalipun,” pungkas.*