Hidayatullah.com – Masih banyak perdebatan mengenai pohon kurma, apakah tanaman khas Timur Tengah ini bisa tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia?
Co-founder Kampoeng Kurma Jonggol, Riski Irawan menyatakan, bahwa banyak negara yang sudah mengembangkan tanaman kurma. Seperti salah satunya adalah Thailand.
Selama 7 tahun tim risetnya melakukan penelitian tentang kurma, ia menjelaskan, kurma juga bisa tumbuh di daerah tropis tidak saja hanya di Timur Tengah.
Bahkan, terangnya, jika di Arab pohon kurma butuh waktu 10 tahun untuk tumbuh atau bisa berbuah. Di Indonesia justru lebih cepat dengan 5 hingga 9 tahun. Dan bertahan selama 90 sampai 100 tahun.
Belum lagi, sambung Riski, kurma memiliki nilai investasi yang tinggi. Kurma jantan saja, meskipun tidak berbuah, dikatakan Riski, semua bagian pohonnya bernilai ekonomis. Mulai dari pelepah, serbuk sari, dan sebagainya.
Untuk yang betina, paparnya, umumnya dalam sekali masa panen (1 tahun) bisa menghasilkan antara 100 hingga 300 kilogram kurma.
Ia mensimulasikan, jika kurma jenis barhi, dengan harga curah sekitar 100 ribu rupiah perkilonya, dikalikan dengan rata-rata panen dalam setahun sebanyak 200 kilogram, maka bisa menghasilkan sampai 20 juta rupiah. Estimasi itu bertambah jika kurma yang ditanam adalah jenis mahal dan dikemas dengan baik.
“Ini investasi masa depan yang bisa diturunkan ke anak cucu. Itu baru buahnya, belum bagian lainnya,” ujar Riski kepada hidayatullah.com belum lama ini.
Rencananya, Riski mengatakan, melalui Kampoeng Kurma pihaknya mengembangkan daerah Sukaresmi, Kecamatan Sukamakmur (sebelum pemekaran masuk wilayah Jonggol), Bogor menjadi area budidaya kurma sekaligus pengembangan kawasan islami.
Beberapa fasilitas umum dan sosial yang akan dibangun seperti jalan raya, listrik, dan air. Serta vanue olahraga memanah, berkuda, dan berenang. Kemudian juga pesantren dan Islamic center.
Riski menyebut, upaya ini tidak semata bisnis properti melainkan bermuatan pemberdayaan umat. Ia memaparkan, masyarakat sekitar dan pihak Pemda Bogor sangat mendukung. Karena dengan pengelolaan kebun kurma, tidak saja membangun fasilitas fisik daerah, tapi juga masyarakat akan terberdayakan dengan mengelola tumbuhan kurma.*