Hidayatullah.com– Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) memprakarsai program Humanitarian Assistance for Sustainable Community (HASCO) untuk Myanmar.
HASCO ingin memberikan bantuan bagi rakyat Myanmar guna meningkatkan kapasitas, pengiriman tenaga ahli, livelihood (penghidupan), dan pemulihan.
HASCO diluncurkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi, di Gedung Pancasila, Jakarta, Kamis (31/08/2017).
Peluncuran program tersebut dihadiri oleh sejumlah perwakilan asing, perwakilan organisasi internasional di Jakarta, dan organisasi sosial kemasyarakatan yang ada di Indonesia.
Baca: Anggota DPR RI Desak PBB dan ASEAN Ikut Hentikan Kejahatan Kemanusiaan di Rohingya
Menurut Menlu, program HASCO ini menunjukkan adanya sinergi yang baik antara pemerintah dan organisasi sosial kemasyarakatan, dalam menjalankan komitmen untuk mendukung negara-negara sahabat yang membutuhkan bantuan.
Bantuan yang diberikan HASCO adalah model bantuan internasional yang partisipatif dan inklusif, serta dianggap sejalan dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Advisory Commission on Rakhine State yang dipimpin oleh Koffi Annan.
“Menlu RI juga menegaskan kembali komitmen Indonesia yang tinggi untuk mendukung upaya Myanmar dalam mewujudkan reformasi, rekonsiliasi, dan pembangunan inklusif di Myanmar, termasuk memperkuat proses demokrasi di Myanmar,” demikian siaran pers Kemlu kepada hidayatullah.com.
Baca: Soal Rohingya, Pemerintah Indonesia Bisa Menjadi Pelopor
Selain itu, Menlu juga mengapresiasi komitmen sejumlah lembaga untuk berkontribusi bagi pendirian rumah sakit/health center di negara bagian Rakhine, Myanmar, dalam rangka membantu proses rekonsiliasi dan pemulihan daerah tersebut.
Dalam program ini, sebanyak 11 organisasi sosial kemasyarakatan yang berkomitmen untuk memberikan bantuan di bidang peningkatan kapasitas pengiriman tenaga ahli, penghidupan, dan pemulihan.
Sampai saat ini Indonesia katanya telah memberikan bantuan berupa empat buah sekolah senilai USD 1 juta di komunitas Muslim dan Buddha di Rakhine yang diresmikan pada tahun 2014, lalu 10 buah kontainer berisi makanan dan pakaian yang diluncurkan oleh Presiden RI pada Desember 2016, serta dua buah sekolah di Sittwe, Rakhine yang diresmikan pada bulan Januari 2017.* Andi