Hidayatullah.com– Wali Kota Balikpapan dua periode (2001-2006 dan 2006-2011), H Imdaad Hamid wafat. Imdaad merupakan wali kota yang mencetuskan konsep Balikpapan Madinatul Iman. Imdaad juga dikenal sebagai tokoh yang tegas menolak tambang di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Informasi dihimpun Hidayatullah.com Balikpapan, Imdaad berpulang ke Rahmatullah pada Rabu (03/08/2022) pukul 00.30 WIB dalam usia 78 tahun, usai menjalani perawatan di rumah sakit di Jakarta.
Jenazah almarhum kemudian diterbangkan ke Balikpapan pada Rabu pagi. Almarhum disemayamkan di rumah duka, Jalan Wiluyo Puspoyudo RT. 12 No. 1, belakang gedung Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Semasa hidup, Imdaad dikenal sebagai sosok yang dekat dengan berbagai kalangan, termasuk Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan Hamzah Akbar beserta jajaran ustadz dan pengurus pesantren menyampaikan duka mendalam atas kepergian sosok yang dikenal baik itu.
Pada periode 2001 – 2006, Imdaad Hamid menjadi Wali Kota dengan Wakilnya, Mukmin Faisyal.
Pada periode kedua, 2006 – 2011, Imdaad Hamid menjabat Wali Kota dengan Wakilnya, Rizal Effendi.
Di antara yang paling dikenal dari Imdaad Hamid adalah sosoknya sebagai pencetus konsep Madinatul Iman. Hal ini diakui pula Rizal Effendi.
“Pak Imdaad pencetus konsep Madinatul Iman. Kota modern yang tetap agamis. Terinspirasi juga dari Piagam Madinah kota yang mewadahi semua suku bangsa dan agama hidup berdampingan dan harmonis,” ujar Rizal lewat akun Instagramnya, @rz_effendi58, Rabu (03/08/2022).
Selain pencetus konsep itu, Imdaad juga dikenal sebagai wali kota yang pro lingkungan dengan berbagai pencapaian selama kepemimpinannya.
“Pak H Imdaad Hamid adalah pencetus konsep Balikpapan Madinatul Iman (yang) merupakan tekad dan cita-cita beliau untuk mewujudkan masyarakat Balikpapan yang Beriman di tengah heterogenitas suku dan agama serta kemajuan zaman,” ujar Kepala Biro Humas YPPH Balikpapan Hidayat Jaya Miharja kepada hidayatullah.com Balikpapan.
Sebagai Kota Madinatul Iman, tambahnya, diharapkan agar seluruh warga Balikpapan memiliki perilaku mulia, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
“Beliau (almarhum Imdaad) dekat dengan Pesantren Hidayatullah. Salah satu bentuk dukungan beliau ketika Ponpes Hidayatullah Gunung Tembak mencetuskan Sekolah Pemimpin Hidayatullah pada tahun 2011, pendidikan untuk dhuafa tapi berkualitas, beliau sangat mengapresiasi,” ungkapnya.
Banyak hal, tambahnya, yang bisa dicontoh dari sosok Imdaad.
“Beliau sangat pro-lingkungan dan menolak tambang di Balikpapan. Kebun Raya Balikpapan, pemeliharaan Beruang Madu di Km 23, sekolah mangrove, Waduk Manggar, kota bersih, Adipura, dan Kalpataru adalah bagian pencapaian beliau.
Kita berdoa semoga kebaikan dan karya beliau menjadi amal jariyah dalam menghadap Sang Pencipta, Amin Ya Robbal Alamin,” pungkas Harja, sapaannya.
Pada Hari Ulang Tahun ke-125 Kota Balikpapan (07/02/2022), Imdaad Hamid bersama dengan Burhanuddin Solong (mantan Ketua DPRD Balikpapan) mendapatkan Lifetime Achievment Award.
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud saat menyerahkan penghargaan kepada keduanya, menyampaikan terima kasihnya atas kiprahnya mencegah adanya tambang di kota pesisir itu.
“Berkat jasa beliau Balikpapan bisa bebas dari pertambangan. Lifetime Achievement Award diberikan kepada orang tua saya H. Andi Burhanuddin Solong dan H. Imdaad Hamid. #respect 🙏🏻,” ungkap Rahmad lewat akun Instagramnya @rrahmadmasud (07/02/2022).
Itulah mengapa, Balikpapan selalu menjadikan tema lingkungan di hari ulang tahunnya. Apalagi kata Rahmad, Balikpapan mewakili Indonesia di Asia Tenggara untuk menerima penghargaan ramah lingkungan.
Sebelum menjadi Wali Kota Balikpapan, Imdaad pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemprov Kaltim dan Sekretaris Pemkot Balikpapan.
Pria kelahiran Tenggarong (Kutai Kartanegara), 5 Juli 1944 ini pernah menjadi dosen di Universitas Mulawarman. Pada tahun 2014, istri Imdaad, Aji Syarifah Azimah Hanoem telah lebih dahulu meninggal dunia karena sakit. Pasangan suami-istri meninggalkan empat orang anak.
“Selamat jalan Pak Imdaad Hamid. Kota ini tidak akan pernah lupa,” kata Rizal Effendi.
Konsep Madinatul Iman
Berdasarkan penelusuran media ini, konsep Madinatul Iman sebagai spirit Kota Balikpapan dicetuskan pada hari jadi ke-113 Kota Minyak itu di Ballroom Hotel Tiga Mustika.
Kala itu, Rabu (03/02/2010), sang pencetus konsep, Imdaad Hamid sebagai Wali Kota Balikpapan, turut hadir saat menseminarkan konsep Madinatul Iman.
Seminar bertema “Strategi dan Kebijakan Menyongsong Balikpapan Sebagai Kota Madinatul Iman” dihadiri sejumlah narasumber yaitu Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA; (almarhum) Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag; dan Ustadz H. Hasan Firdaus.
Di ruangan itu, konsep Madinatul Iman dibedah. Turut hadir sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Imdaad Hamid mendialogkan konsep Madinatul Iman tersebut. Kala itu konsep ini juga mengundang pertanyaan, misalnya, apakah konsep ini akan menjadikan Balikpapan sebagai kota agamis, dengan warna keagamaan dan corak religi agama Islam mendominasi suasana kota?
Imdaad kemudian menerangkan, konsep Madinatul Iman adalah Balikpapan yang menjadi city of faith. Kota yang didorong oleh semangat keyakinan, dorongan keimanan untuk menjadi lebih baik, maju dengan tetap bermartabat.
Meski begitu, Imdaad menyadari bahwa dalam mewujudkan Balikpapan Madinatul Iman, tak segampang membalikkan telapak tangan. Mesti disertai dengan tekad dan kerja keras, dilaksanakan secara bertahap dimulai dari diri sendiri, keluarga, sampai lingkungan yang lebih luas.
Dengan konsep itu, semua warga Balikpapan diharapkan berperilaku mulia, mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, hingga masyarakat.
“Jujur, amanah, tertib, disiplin, kerja keras, tepat waktu, dan bersih adalah di antara sekian akhlak mulia dalam Islam dan bersifat universal,” sebut Prof Yunahar dalam seminar itu sebagaimana dikutip media lokal Prokal.co pada Sabtu (10/02/2018).
Perwakilan tokoh umat beragama di Kota Balikpapan telah menyepakati konsep Madinatul Iman sebagai visi Kota Balikpapan. Tercapainya kesepakatan tersebut setelah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Balikpapan menghelat sidang pleno dengan agenda penyempurnaan konsep Madinatul Iman (04/10/2012) di Hotel Gran Tiga Mustika.
Sebagai informasi, Balikpapan selama ini memiliki motto “Kota Beriman”, singkatan dari Bersih, Indah, Aman, dan Nyaman.* (SKR/MCU)