Hidayatullah.com– Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, mengklaim tidak ada yang salah soal pernyataannya mendukungĀ Jokowi Widodo menjadi presiden Indonesia selama dua priode.
“Tidak ada yang salah. Saya bukan polisi, jadi tidak perlu bicara dengan pertimbangan survei pendapat anggota. Apa yang benar dan saya yakini, saya sampaikan meski warga sudah saya perhitungkan pasti banyak yang tidak setuju,” ujarnya kepada hidayatullah.com Jakarta, Selasa (12/12/2017) melalui pesan elektronik.
Menurut Jimly, untuk menyampaikan sambutan dalam satu acara apalagi resmi di Istana Presiden, tidak perlu ada keputusan organisasi apapun terlebih dulu.
“Mana ada organisasi yang sambutan resmi ketua umumnya mesti disepakati dulu oleh anggota,” tutur Jimly.
Baca:Ā Masica ICMI Jatim Sampaikan Mosi Tak Percaya Ketum ICMI
Jimly mengatakan, ia hanya menyampaikan bacaannya dalam jangka panjang, bahwa sampai beberapa generasi kepemimpinan Indonesia pasca Reformasi, Presiden Jokowi akan memimpin selama 2 periode.
“Kaum cerdik cendekia yang berpikir luas dalam jangka panjang akan bisa memahami hal itu, tapi kalau terjebak dalam kasus-kasus jangka pendek pasti hitam putih dan bersikap dengan emosi,” ucap Jimly.
Dalam pembukaan Silaknas ICMI di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (08/12/2017), Jimly mengklaim dukungan ICMI kepada Joko Widodo selama 10 tahun.
Menanggapi pernyatan Jimly itu, pengurus Masika ICMI Jatim menyatakan sikap, antara lain, pertama, mosi tidak percaya pada kepemimpinan Jimly Asshiddiqie sebagai ketua umum ICMI,Ā bila Jimly masih mempertahankan opini pribadinya sebagai opini organisasi.
āMengingat ICMI sejatinya adalah organisasi yang harus dijaga independensinya,ā ujar Ketua Masika ICMI Jatim Abdul Rahman Hidayat dalam salinan surat itu kepadaĀ hidayatullah.com, semalam, Ahad (10/12/2017).
Pernyataan Jimly itu memang menimbulkan polemik.
“Tapi tidak apa,” kata Jimly, “nanti pada waktunya pasti reda.”* Zulkarnain