Hidayatullah.com– Media Islam memiliki poin lebih dibanding media mainstream, kata penulis buku Media Massa Islam Roni Tabroni.
Roni menerangkan, meski tidak besar secara bisnis seperti media mainstream, media Islam selalu kokoh dan bertahan. Sebab, katanya, konteks yang diusung adalah semangat dakwah, bukan semata uang.
“Semangat dakwah yang membuat media Islam bertahan di tengah perubahan zaman. Ia melakukan ‘sesuatu’, bukan mencari ‘sesuatu’. Lain hal dengan wartawan media mainstream yang militan pada hal yang berbau kapitalis,” jelasnya dalam acara bedah buku Media Massa Islam di Universitas Pasundan, Lengkong, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (03/02/2018) lansir kantor berita yang dinisiasi Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Islamic News Agency (INA).
Baca: MUI: Media Islam Harus Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Roni melanjutkan, nilai tambah lainnya adalah media Islam tidak sekadar transfer informasi, namun juga transfer nilai-nilai dari keyakinan yang dipegangnya.
Oleh karena itu, dosen UIN Bandung ini mengatakan, tidak heran jika media Islam cenderung gencar mengusung nilai-nilai kebenaran dan kemanusiaan. Yang tentu konteksnya selalu dalam bingkai keislaman.
“Ketika berbicara transfer nilai ini, maka akan selalu bermuara pada pencerahan dan perubahan perilaku. Inilah yang dilakukan media Islam,” paparnya.
“Media Islam tidak berpikir soal seberapa banyak konten yang dibuat, tapi seberapa kuat pengaruh yang ia hasilkan dari konten tersebut,” tambahnya.
Senada dengan yang disampaikan Roni, Ketua Umum JITU Muhammad Pizaro sepakat, media Islam cenderung militan terhadap ideologi yang dianutnya. Menurutnya, spirit dakwah yang dimiliki mereka sangat kuat.
Baca: Kemenag: Media Islam Harus Jadi Penjernih Hoax
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dengan spirit itu pula, Ia menyebut, JITU bisa eksis dan bahkan mampu mewarnai kancah global. Misalnya, kata Pizaro, reportase JITU dalam Aksi Bela Islam, juga batalnya konser Lady Gaga yang merupakan kolaborasi antara jurnalis Islam dan ulama.
Ke depannya, terang Pizaro, langkah organisasi itu tidak berhenti sampai di sana. “Kami akan terus meningkatkan kualitas para jurnalis,” tandasnya pada acara gelaran JITU tersebut.*