Hidayatullah.com– Umat Islam di Indonesia didorong agar melek terhadap politik. Menurut Sekjen MIUMI, Ustadz Bachtiar Nasir (UBN), sudah lama umat Islam dibodohi agar hanya fokus pada urusan ibadah saja dan tidak berpolitik.
“Akhirnya umat Islam lemah ilmu dan posisinya secara politik. Padahal dalam al-Qur’an juga banyak ayat yang berkaitan dengan politik,” ujarnya saat Tabligh Akbar di Masjid Al-Hikmah, Bandar Lampung, baru-baru ini.
Karenanya, memasuki tahun politik ini, UBN, sapaannya, mengimbau agar umat Islam menggunakan cara-cara orang-orang beriman dalam memilih pemimpin, yakni melembutkan hati dan dengan melakukan musyarawah.
Setelah diadakan musyawarah seluruh stakeholder umat, kata UBN, meskipun hasilnya kurang memuaskan secara pribadi, tapi kalau itu hasil kesepakatan musyawarah, maka hendaknya dijalani.
Ia berkeyakinan, tentu dalam bermusyawarah tidak bisa memuaskan semuanya, tapi kalau tidak musyawarah Allah tidak akan membimbing pemimpinnya.
Maka, UBN berpesan, agar umat memfokuskan pilihan-pilihan kepada yang paling kecil resikonya.
“Kalau sudah musyawarah hasilnya Allah yang bimbing,” imbuh Pimpinan AQL Islamic Center ini.
Baca: Gus Hamid: Umat Islam Jangan Salah Lagi Pilih Pemimpin
UBN menilai, jika para tokoh baik di tingkat kabupaten/kota dan provinsi mampu mengedepankan musyawarah dalam menentukan kepala daerah yang hendak dipilih, bukan tidak mungkin tahun 2019 mendatang bisa terbentuk majelis syuro umat Islam.
“Saya tidak membayangkan kalau sampai nanti setiap wilayah ada syuronya sendiri. Maka nanti akan ada syuro umat Islam di tingkat nasional,” jelasnya.
“Namun intinya saya mengimbau tidak boleh bertawakal sebelum musyawarah. Karena pertolongan Allah datang dari situ,” pungkas UBN.*
Baca: Indonesia Diajak Hijrah dari Demokrasi Liberal Menjadi Syuro