Hidayatullah.com– Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menyampaikan laporan Amnesty International tentang kondisi Muslim Uighur kepada hidayatullah.com, Sabtu (13/10/2018).
Dalam laporan yang kata dia dirilis pada 25 September lalu itu, Amnesty Internasional menemukan hampir satu juta orang yang mayoritas Muslim ditahan di kamp-kamp di Xinjiang di China. Keluarga korban menceritakan kepada Amnesty Internasional mengenai keputusasaan mereka dalam mencari kabar mengenai kehilangan orang-orang tercinta.
“China harus menghentikan represi yang sistematis dan memberikan penjelasan mengenai nasib sekitar satu juta orang mayoritas Muslim yang ditahan secara sewenang-wenang di daerah otonomi Uighur Xinjiang (XUAR),” tegas Amnesty International.
Baca: Muslim Uighur: “Situasi di Negara Kami Tidak Manusiawi”
Pemerintah setempat dalam setahun terakhir meningkatkan kampanye penahanan massal, pengawasan intrusif, indoktrinasi politik, asimilasi paksa terhadap etnis Uighur dan Kazakhs serta kelompok etnis lainnya. Mayoritas keluarga korban tidak mendapatkan informasi mengenai nasib orang-orang yang mereka cintai. Mereka juga ketakutan untuk berbicara mengenai penahanan tersebut.
“Pemerintah China tidak boleh diizinkan untuk terus melakukan kampanye kejam ini terhadap etnis minoritas di barat laut China. Pemerintah di seluruh dunia harus meminta pertanggungjawaban China atas kekejaman yang terungkap di XUAR,” tegas Amnesty Internasional.
Baca: Pakistan Kritik China atas Perlakuan terhadap Muslim Uighur
Keluarga telah cukup menderita. Ratusan ribu keluarga telah tercerai berai oleh kampanye masif ini. Mereka putus asa mencari informasi mengenai apa yang terjadi pada orang-orang yang mereka cintai.
“Sekarang waktunya otoritas China memberikan mereka jawaban,” minta Amnesty Internasional.* Andi