Hidayatullah.com– Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Senin (14/01/2019) malam ini.
Plenary Hall, ruang acara pidato, dipenuhi belasan ribu hadirin pendukung Prabowo-Sandiaga, bahkan sampai luar ruangan.
“Full, hampir 12 ribuan (hadirin) karena full Plenary, Cenderawasih, dan seluruh ruangan luar. Kebanyakan mayarakat umum yang enggak bisa masuk karena enggak muat di dalam,” ujar salah seorang pemandu acara tersebut, Mustofa Nahrawardaya, kepada hidayatullah.com seusai acara.
Dalam pidatonya itu, Prabowo antara lain mengatakan, dirinya dan calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno akan melakukan lima strategi utama guna memperkokoh negara Indonesia jika nantinya terpilih pada Pilpres 2019.
Lima fokus utama program kerja nasional itu tercantum pada visi-misinya yang diberi judul “Indonesia Menang”.
Baca: BPN Prabowo-Sandi Sayangkan jika Internal KPU Berbeda Pandangan
Prabowo mengatakan, Indonesia tidak boleh jadi bangsa yang kalah. Indonesia tidak boleh jadi bangsa yang meminta-minta dan berutang terus dan tidak mampu membela rakyatnya sendiri.
Strategi pertama, kata Prabowo, yaitu melakukan reorientasi pembangunan dan pengelolaan Republik Indonesia.
Reorientasi adalah mengubah arah dari yang tidak benar ke arah yang benar yang membela kepentingan bangsa Indonesia, jelasnya.
“(Reorientasi itu) diperlukan karena bangsa yang kokoh hanya bisa diwujudkan jika negara tersebut bisa, pertama, swasembada pangan,” ujarnya dalam pidato kebangsaan yang disiarkan live streaming berbagai platform di media sosial dan sempat disiarkan langsung sejumlah TV swasta nasional tersebut.
Selain swasembada pangan, lanjutnya, juga swasembada energi. Prabowo menegaskan bahwa Indonesia harus bisa menghasilkan bahan bakar dari dalam negeri sendiri.
Kemudian, swasembada air bersih. Ia mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meramalkan bahwa pada tahun 2025 seluruh bumi akan mengalami krisis air.
Kemudian, negara yang kokoh harus membangun lembaga pemerintahan yang kuat, bersih, dan berintegritas. Perlu aparat pemerintah yang unggul dan jujur, baik TNI, Polri, jaksa, intelijen, dan sebagainya.
Negara yang kokoh pun, kata Prabowo, adalah negara membangun angkatan perang yang unggul dan setia kepada rakyat Indonesia. “Tentara yang kuat, tapi tentara rakyat yang setia kepada rakyat dan bangsa Indonesia,” tegasnya yang berdiri di samping cawapres Sandiaga Uno.
Strategi kedua, papar Prabowo, yaitu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial. Prabowo-Sandiaga mengaku akan memerangi kemiskinan, akan meningkatkan pelayanan kesehatan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Prabowo lantas mencontohkan pekerja di bidang kesehatan dan pendidikan yang harus diperhatikan kualitas hidupnya, antara lain seperti gaji para guru honorer dan dokter.
Ia mengatakan, nantinya akan memperjuangkan seluruh rakyat Indonesia agar memiliki jaminan kesehatan dan jaminan sosial lainnya.
Ketiga, Prabowo akan memastikan keadilan dalam penegakan hukum dan akan menjalankan demokrasi yang berkualitas. Sehingga, akan terjamin kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pendapat, dan kebebasan pers.
Baca: Warga Paksa Sandiaga Resmikan Posko Prabowo-Sandi di Sulsel
Strategi keempat, kata Prabowo, menjadikan Indonesia sebagai rumah yang aman dan nyaman bagi segenap rakyat Indonesia. Sebab, jelasnya, keamanan nasional dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan prasyarat untuk pembangunan, kemajuan, dan kemakmuran.
Adapun strategi kelima, ujar Ketua Umum Partai Gerindra tersebut, adalah penguatan karakter dan kepribadian bangsa. Yang paling fundamental harus dimiliki bangsa ini adalah mental yang kuat.
Dalam penyampaian Pidato Kebangsaan itu, hadir sejumlah elite partai koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga. Antara lain, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketum PAN Zulkifli Hasan, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufrie, dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.*