Hidayatullah.com– Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Makassar, Rahmat Abdurrahman mengatakan, hubungan antara negara dan agama tidak boleh terpisahkan.
“Para ulama kita (bicara) tentang hubungan negara dan agama, kita bukan menganut prinsip sekularisme yang membedakan dan memisahkan di antara keduanya,” ujar Rahmat saat memberi sambutan dalam acara tabligh akbar MIUMI di Masjid Al Markaz Al Islami, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/03/2019).
MIUMI menggelar roadshow tabligh akbar di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya berlangsung di Makassar.
Anggota DPR RI Tamsil Linrung dalam sambutannya menceritakan sosok pahlawan nasionalis yakni Mohamad Natsir.
“Dalam perjalanan Indonesia ini peran besarnya adalah umat Islam, salah satunya ialah Mohamad Natsir,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, bahwa pencerahan antara negara dan agama harus terus dilanjutkan.
“Jika dulu kita memiliki Mohamad Natsir, melakukan roadshow untuk memberikan pencerahan kepada umat. Maka sekarang, kita memiliki Ustadz Bachtiar Nasir dan Ustadz Zaitun Rasmin yang terus memberikan pencerahan kepada umat,” tuturnya.
Rahmat mengatakan, acara ini diadakan dalam rangka memberikan pencerahan tentang integrasi keislaman dan kebangsaan.
“Kegiatan ini guna memberikan gambaran bahwa pada hakikatnya Islam tidak pernah bertentangan dan nasionalisme, dan isu nasionalisme tidak boleh dijadikan pamen untuk memukul umat Islam, apalagi sampai menjauhkan umat Islam dalam menjalankan peran bernegara,” imbuhnya.
Kegiatan ini menghadirkan tokoh dari MIUMI Pusat dan MIUMI daerah. Dari MIUMI Pusat yang hadir di antaranya UBN dan Ustadz Zaitun Rasmin.
Selain itu, ulama dan intelektual dari MIUMI Makassar juga turut memberikan orasi Yusril Muh Arsyad.* Muhammad Akbar