Hidayatullah.com–Ā Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Muhammad Said Didu, yang dikenal kritis terhadap pemerintahan saat ini, memutuskan mundur sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Surat pengunduran diri diajukan per hari ini, Senin (13/05/2019) dan ditandatanganinya di Jakarta.
Lewat surat pengajuan pengunduran diri itu, Said mengungkap bahwa ia telah mempertimbangkan matang pengundurannya. Said Didu menjelaskan bahwa ia mundur agar dapat bebas berpikir dan bertindak secara objektif.
āWalaupun masih memiliki sisa waktu 8 tahun lagi sebelum pensiun pada 2027, untuk mendapatkan kemerdekaan berpikir dan berkiprah secara objektif, maka setelah mengabdi selama 32 tahun, 11 bulan, 24 hari sebagai pegawai negeri (Aparatur Sipil Negara -ASN), hari ini tanggal 13 Mei 2019 saya mengajukan berhenti sebagai pegawai negeri di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tempat saya bekerja sejak 1986,ā ujar Said Didu dalam surat yang diterimaĀ hidayatullah.com, Senin (13/05/2019).
Baca:Ā Akun Twitter Said Didu yang Diretas Unggah Fitnah ke UAS
Said Didu menjelaskan empatĀ alasannya mundur.
“Pertama, ingin menuangkan pemikiran secara obyektif untuk melakukan perubahan dan perbaikan bangsa dan negara,” ujarnya.
Kedua, sebutnya, agarĀ tidak melanggar aturan dalam melaksanakan aktivitas pengabdian dan pemikiran secara bebas.
Ketiga,Ā memperluas tempat pengabdian dalam berbagai bidang, termasuk menjadi mitra bagi pemerintah, lembaga, dan masyarakat.
“Keempat, sebagai pertanggungjawaban moral bagi keluarga, pemerintah, masyarakat, bangsa, dan negara,” tambahnya.
Baca:Ā Akunnya Diretas, Said Didu duga Ada Pihak yang Ketakutan
Sebelumnya,Ā Said Didu sudah memberitahukan kepada media mengenai rencana pengunduran dirinya diĀ Kantor BPP Teknologi, Jalan MH Thamrin No 8 Jakarta Pusat.
Said Didu saat ini merupakan anggota Dewan Pakar BPN capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Said Didu dikenal kerap melontarkan kritikannya terhadap pemerintahan Joko Widodo, terutama melalui akun Twitternya. Akunnya tersebut pun,Ā @saididu, belum lama ini diretas pihak tak bertanggung jawab yang memanfaatkan akun ituĀ untuk memfitnah ulama kondang Ustadz Abdul Somad.*