Hidayatullah.com–Gerakan Shariah 4 Indonesia (S4I) menyampaikan harapannya kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur. Harapan itu terkait komitmen MUI untuk tetap mempertahankan fatwa kesesatan Syiah. S4I menilai ketegasan MUI Jatim tersebut menjadi pemicu rasa bangga generasi muda Islam terhadap ulamanya sendiri. S4I juga menilai MUI Jatim harus bisa independen dalam berfatwa dan menjunjung tinggi Al Qur’an dan As Sunnah.
“Jujur, kami merindukan MUI seperti kisah-kisah di zaman Buya Hamka, tegas melindungi akidah umat. Baru di era MUI Jatim ini kami bisa merasakan itu kembali,” tegas Abu Muhammad juru bicara S4I kepada hidayatullah.com, Selasa (11/09/2012)
Pada kasus Sampang Madura sendiri, S4I menilai solusi terbaiknya adalah pembinaan terhadap orang-orang Syiah di sana. Termasuk mengajak kembali kepada aturan Al Qur’an dan As Sunnah.
“Tidak ada Ahlus Sunnah yang menghina salah satu sahabat Nabi (SAW), tidak ada pula Ahlus Sunnah yang menghina imam-imam hadist seperti Bukhori, Muslim dan sebagainya,” tambah Abu lagi.
Abu bahkan mengingatkan kepada pemerintah untuk bersikap adil dan arif. Pemerintah bukan hanya memikirkan masalah penyelesaian konflik semata. Namun, pemerintah juga harus menghargai privasi akidah umat Islam. Bagi kelompok S4I, menjaga akidah umat Islam merupakan salah satu hak yang diatur dalam konstitusi negara ini.*